spot_img
Thursday, July 3, 2025
spot_img

Urai Tujuh Sampel Kasus Stunting

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus stunting masih menjadi perhatian utama Pemerintah Kota Malang. Pemkot Malang kembali mengadakan rakor audit stunting di Balai Kota Malang, Rabu (2/11) kemarin, untuk menemukan solusi dari permasalahan stunting yang ditemukan di lapangan.

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko mengatakan audit stunting semester dua kali ini pemerintah ingin membuka persoalan stunting dengan lebih detail. Setidaknya ditemukan tiga faktor penyebab stunting dari tujuh sampel kasus yang diambil dalam audit stunting tersebut.

“Ada kasus ibu hamil, ada bayi dibawah dua tahun (baduta), ada catin (calon pengantin). Dari tiga kasus yang diaudit itu sebabnya apa sedang diurai. Setelah dipaparkan, tiga kasus yang disurvei tapi tujuh locus dalam tiga kasus itu dipaparkan ini kondisi keluarga ibu hamil di sini,” terang Bung Edi sapaannya.

Setelah pemaparan itu, kemudian ada rekomendasi dari para pakar yang mendalami kasus tersebut. Hingga kemudian disimpulkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ini yang akan ditindak lanjuti.

Menurut Bung Edi kasus di lapangan juga sangat bermacam-macam. Banyak ditemukan pernikahan yang terjadi di usia sangat muda yang dilandasi karena berbagai faktor. Secara umum rata rata ekonomi mereka juga dinilai masih kurang.

“Ini yang harus diintervensi baik program dari bansos baik dari (dinas) kesehatan termasuk (dinas) PU bagaimana lingkungannya, arahnya kesana audit ini. Kita ingin mencari akar persoalan sekaligus solusinya terhadap masalah stunting,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif menambahkan kondisi stunting Kota Malang saat ini yaitu 8,67 persen. Dari Dinas Kesehatan Kota Malang telah mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat menikah di usia yang tepat sehingga menekan risiko stunting.

“Rekomendasi dari kesehatan itu menikah boleh tapi menunda kehamilan. Karena satu, alat reproduksi belum siap, psikologis untuk mengasuh anak belum siap, apalagi secara ekonomi. Jadi secara prinsip ada tiga kategori. Calon pengantin, ibu hamil, dan balita maupun baduta,” tandasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img