MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Prediksi Tahun 2023 menjadi tahun resesi ekonomi menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot Malang. Strategi penguatan ekonomi Pemkot Malang menjawab tanangan ini salah satunya dengan urban farming. Seluruh wilayah RW di Kota Malang akan ditarget memiliki sistem urban farming.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispantan) Kota Malang Slamet Husnan menjelaskan meski sudah seluruh kelurahan memiliki kelompok Urban Farming, belum seluruh wilayah kecil seperti RW memiliki. Itulah yang akan digalakkan.
“Targetnya tahun depan semua RW punya urban farmingnya masing-masing. Kita tentu akan turun aktif ke lapangan, memberi edukasi dan pemahaman soal ketahanan pangan dengan Urban Farming, budidaya ikan dan lainnya,” jelas Slamet kepada Malang Posco Media.
Dijelaskannya lahan pertanian yang semakin sempit di Kota Malang mendorong kuat program urban farming diimplementasikan. Menurut catatan Dispangtan Kota Malang per Oktober 2022, lahan sawah penghasil padi/beras di Koat Malang kini tersisa sekitar 800 hektar saja.
Dari situ tiap tahunnya Kota Malang hanya bisa menghasilkan 15.852 ton beras. Padahal, lanjut Slamet, kebutuhan beras Kota Malang sebesar 49 ribu ton per tahunnya.
“Kita memang harus memikirkan betuk bidang ketahanan pangan ini. Di tengah prediksi resesi ekonomi dan inflasi pangan, masyarakat yang mandiri secara ketahanan pangan akan bertahan. Bahkan bisa tidak terpengaruh dengan resesi,” tegas mantan Sekretaris Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang ini.
Bentuk dukungan Pemda, khususnya memperbanyak jumlah urban farming di Kota Malang adalah suplai-suplai bantuan bibit. Telah disiapkan alokasi anggaran untuk pemberian bantuan bibit tanaman satur mayur, buah-buah, produk pertanian lainnya seperti bibit ikan nila, lele kepada masyarakat Kota Malang. Selain itu pula Dispangtan akan melaksanakan pelatihan dan edukasi seputar urban farming menyasar warga-warga di tingkat RW.
“Pelatihan pembibitan ikan nila, bagaimana membuat kolam Biofolk. Pelatihan membuat taman vertikal, menggunakan Polybag, dan sebagainya. Itu juga tidak kalah penting, karena kalau paham nanti bisa dikreasikan sendiri,” jelas Slamet.
Sepanjang 2021 ini pula Dispangtan Kota Malang yang juga bekerjasama dengan TP PKK Kota Malang berhasil membuat titik urban farming di 57 kelurahan di Kota Malang.
3 Kelurahan diantaranya bahkan diberi apresiasi karena berhasil mengembangkan konsep Urban Farming dengan baik sehingga memberi manfaat pada warganya masing-masing. Yakni Kelurahan Lesanpuro, Pandanwangi dan Tunjungsekar.
“Kami apresiasi dengan beri uang pembinaan dan bantuan alat-alat pertanian. Tahun 2023 akan diberikan lagi apresiasi-apresiasi yang sama untuk memberi dukungan, motivasi agar lebih semangat kembangkan urban farmingnya,” pungkas Slamet. (ica/aim)