Tuesday, October 28, 2025
spot_img

Urgen, Warga Bangun Akses Sementara

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Jembatan Sonokembang Mulai Dilintasi, DPUPRPKP Sebut Bahaya

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Usai warga melakukan kerja bakti membangun akses sementara berupa bambu, Jembatan Sonokembang yang ada di Jalan Simpang Sulfat Utara sudah bisa mulai dilintasi, Senin (27/10). Yang diperbolehkan melintas,  hanya kendaraan roda dua dan pejalan kaki saja. Untuk melintasi akses sementara sepanjang 12 meter itu, pengendara harus turun dari kendaraan dan bergantian melewatinya.

-Advertisement- HUT

“Ini swadaya dikerjakan oleh warga dan ternyata bisa selesai kemarin. Jadi hari ini (kemarin, red) sudah bisa dilintasi. Ini ada yang berjaga dari Karang Taruna untuk mengontrol mana saja yang lewat lebih dulu,” terang Ketua RT 04 RW 05 Kelurahan Pandanwangi Khotib Hambali, Senin (27/10).


HUT

HUT

Akses sementara berupa bambu ini dirakit oleh warga lantaran sejak ambrolnya konstruksi jembatan tersebut pada 10 Oktober lalu, tidak kunjung adanya perbaikan maupun pembangunan oleh Pemkot Malang. Sementara, warga setempat sudah sangat keberatan atas dampak sosial dan ekonomi selama ditutupnya jembatan tersebut.

“Omzet pedagang anjlok dan anak anak yang sekolah harus putar jauh sekali jaraknya. Jadi karena kasihan, kami dengan warga sepakat membuat jembatan ini,” beber Khotib.

Terpisah Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Djulharjanto menyampaikan pihaknya sudah sempat berkomunikasi dengan masyarakat setempat terkait pembuatan akses sementara berupa bambu tersebut. Dandung menyebut, dirinya tidak bisa melarang maupun memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk jembatan tersebut. Pertimbangannya tentu karena faktor keamanan.

“Itu bahaya, sudah ada ‘ngerong’ di jembatannya, sudah ada yang jebol di sana. Jadi kami harus berfikir dan mengutamakan keamanan dan keselamatan orang,” ucap Dandung kemarin.

Ia memahami jembatan itu merupakan akses satu satunya bagi warga sekitar. Jalan alternatif yang tersedia, jaraknya cukup jauh karena harus memutar. Alhasil, diakui Dandung ada dampak sosial ekonomi akibat ambrolnya konstruksi jembatan tersebut. Akan tetapi pihaknya juga tidak menginginkan terjadi hal yang tidak diinginkan jika membiarkan akses yang membahayakan tersebut.

“Kami tidak mengada-ada. Jembatan Sonokembang tidak mungkin diperbaiki, harus dilakukan pembangunan baru. Kalau masih bisa diperbaiki ya kami lebih memilih diperbaiki,” tambahnya.

Oleh karenanya, Dandung menyebut, solusi yang paling memungkinkan adalah akses sementara dengan menggunakan jembatan portabel atau Jembatan Bailey. Meski, diakui Dandung hal ini masih perlu sedikit waktu dan dari segi biaya memang tidak murah. Untuk besaran pasti harga sewanya, Dandung belum berani menyebutnya.

“Kemarin kami sudah koordinasi dengan Balai Besar Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Timur untuk Jembatan Bailey. Anggaran sedang kami hitung untuk sewanya, rencananya 8 bulan. Kemudian nanti kami lakukan pembongkaran jembatan, pembersihan biar tidak terjadi sumbatan di situ,” jelas dia.

Untuk pembangunan ulang jembatan tersebut, sesuai rencana awal yakni sebesar Rp 5,3 Miliar. Rencana pembangunan ulang jembatan tersebut sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu, sayangnya jembatan penghubung utama di Kelurahan Pandanwangi itu terlanjur ambrol lebih dulu.

Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Arif Wahyudi menyampaikan, sangat disayangkan jika Pemkot Malang menyewa jembatan Bailey untuk keperluan beberapa bulan saja. Apalagi dengan harga sewa yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Sebab, pada tahun 2026 sudah teranggarkan alokasi pembangunan jembatan tersebut.

Menurut Arif, lebih baik menggunakan aturan pengadaan barang pada kondisi bencana, yakni bisa dilakukan pengerjaan dengan perhitungan dibelakang maupun dengan cara dihitung dulu kemudian dikerjakan dengan pembayaran dibelakang. Hal itu seperti yang tercantum dalam Perpres 16 Tahun 2018 dan Perpres 12 Tahun 2021.

“Kalau kondisi darurat dengan dilakukan pengerjaan terlebih dahulu dan dibayar belakangan, menurut saya tidak masalah. Tinggal pemerintah mempelajari mekanisme pengadaan barang dan jasa dalam kebencanaan. Kurang tanggap Pemerintah Kota Malang, padahal kerugian masyarakat sangat besar dengan ditutupnya Jembatan Sonokembang tersebut,” pungkasnya. (ian/jon)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img