MALANG POSCO MEDIA – Urusan THR sudah ramai dibahas sejak lama jelang lebaran. Salah satu contohnya diulas koran Java Bode:Nieuws.
Salah satu edisinya menurunkan berita berjudul ‘Lebaran Gratificaties’. Secara garis besar menceritakan tentang pembayaran bonus lebaran atau yang saat ini dikenal dengan istilah THR. Sebuah kesepakatan antara serikat pekerja Garuda Indonesia dengan perusahaan tentang bonus lebaran ditulis dalam artikel ini mencapai kesepakatan besarannya.
Sebelum lebaran, sejumlah media membahas tentang Bulan Ramadan saat era kolinial maupun awal kemerdekaan RI. Koleksi buku Leiden University via Delpher.nl, terdapat artikel yang dipublikasikan dua koran Hindia-Belanda yang menceritakan suasana berpuasa warga Kota Malang di era tahun 1950- an.
Pertama berjudul Siren-Geloei na Puasa Voorgesteld yang dapat diartikan “Sirine Meraung Setelah Puasa”. Artikel dua pargraf ini dimuat di Koran Java Bode:Nieuws, Handles-en Advertentieblad voor Nederlandsch-Indie pada 18 Juni 1951.
Penggalan artikel tersebut menceritakan sebuah pertemuan dilakukan sejumlah pemuka umat Islam di Malang. Saat itu dibawah pimpinan Kiai Bedjo. Pokok bahasannya soal permintaan membunyikan sirine penanda buka puasa. Yang sebelumnya ditolak pemerintahan saat itu.
Kemudian semacam aksi protes terjadi dan demonstrasi dilakukan di Malang. Disebutkan dalam artikel tersebut, akhirnya pertama kalinya saat itu sirine penanda buka puasa dikumandangkan. Dan hari itu adalah Hari Jumat.
Pemerhati Sejarah Kota Malang Raymond Valiant menyatakan tidak menemukan banyak refrensi mengenai sejarah perjalanan umat Islam merayakan Idul Fitri saat masa Gemeente Malang.
“Yang jelas pasti sudah ada, tapi untuk perayaannya tidak banyak tahu,” tegas Raymond saat dimintai keterangan.
Malang Posco Media juga mendapatkan satu lagi artikel yang menceritakan suasana puasa dan lebaran ratusan tahun lalu di Malang. Sebuah artikel dari sebuah Buletin Pagi bernama De Vrije Pers memuat sebuah berita tentang distribusi kurma.
Artikel yang dimuat pada 20 Juni 1950 yang berjudul 110 Ton Dadels yang dapat diartikan dalam Bahas Indonesia “110 Ton Kurma”.
Artikel berbahasa Belanda ini menginformasikan adanya pendistribusian 110 ton kurma dari Kantor Urusan Agama.
Pendistribusian buah kurma ini dilakukan sewaktu bulan puasa saat itu. Malang mendapat jatah distribusi sebesar 16 ton. Daerah lain yang juga mendapat distribusi buah kurma saat itu disebutkan di Surabaya, Madura, Madiun, hingga Bojonegoro. (ica/van)