.
Friday, November 22, 2024

Usai Petik Laut Seriusi PLTS

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Tradisi Petik Laut di Sedang Biru kembali digelar secara besar-besaran, Selasa (27/9) kemarin setelah dua tahun digelar terbatas. Warga antusias memadati Pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondokdadap pesisir Sendang Biru Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Gelaran kebudayaan beragenda utama larung sesaji itu menjadi wujud syukur atas limpahan hasil alam. Sekaligus sebagai upaya menguatkan solidaritas perekonomian nelayan.

Beragam hasil bumi yang dirangkai dalam tiga tumpeng  berukuran besar dibawa nelayan ke laut. Selanjutnya dilarung ke laut. Petik laut bertema, ‘Menerjang Ombak Menghadang Badai’ itu diikuti puluhan kapal nelayan. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Malang HM Sanusi mengikuti larung sesaji di atas kapal nelayan. Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan Komandan Kodim 0818 Kabupaten Malang-Kota Batu Letkol Inf Taufik Hidayat juga hadir. Pentas budaya mulai dari tarian hingga pagelaran wayang kulit mengiringi larung sesaji dalam kesempatan yang sama.

 Kepada nelayan yang hadir di syukuran dan petik laut ini, secara khusus Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan penekanan tentang persoalan yang kini tengah dihadapi nelayan pasca kenaikan harga BBM. Tak hanya soal harga yang mengalami kenaikan tapi juga masalah suplai.

“Saya tahu yang sedang saudara hadapi. Solarnya langka nggak? Maka, saya minta tolong koordinator nelayan, tolong dihitung kebutuhan solar nelayan. Kalau suplainya sejauh ini kurang, tolong usulan yang diajukan ditambah. Saya ingin memastikan nelayan tidak kekurangan solar untuk melaut,” tegas Khofifah dalam sambutannya.

Menurut dia, nelayan juga perlu mendapatkan akses yang baik terhadap ketersediaan bahan bakar hingga listrik. Ia berharap agar nantinya bisa disiapkan Pembangkit listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung ketersediaan listrik nelayan.

Mantan Menteri Sosial ini meminta Pemkab Malang menyiapkan lokasi strategis agar bisa dibangun PLTS. Diharapkan n menambah daya dukung kelistrikan di sekitar kawasan Malang Selatan ini.

“Jika PLTS sudah berdiri tentu dapat menambah daya dukung kelistrikan sehingga berdampak kepada masyarakat, nelayan dan wisatawan yang hadir,” kata dia.

Di sisi lain, Khofifah menyampaikan apresiasinya atas gelaran tersebut. Terlebih dalam kegiatan tersebut. Khofifah juga menyerahkan sejumlah bantuan sosial bagi nelayan Sendang Biru. Yaitu bantuan perlindungan sosial senilai Rp 300.000 secara simbolis kepada 10 penerima, kemudian penyerahan lima Bantuan Surat Izin Penangkapan Ikan, lima Bantuan Surat Kelaikan Kapal, Bantuan Hibah Sarana Alat Perkapalan dan Hibah Perahu. Juga, penyerahan bantuan alat Perkapalan berupa 128 unit Jaring Alat Tangkap, satu unit perahu, 25 unit mesin kuras, dan 25 unit Mesin Alkon.

“Saya ucapkan terima kasih dalam kesempatan ini, bisa menjadi bagian dalam penguatan nelayan. Saya berharap, bisa semakin membawa manfaat bagi masyarakat,” ujar Khofifah.

Bupati Malang HM Sanusi mengatakan  tradisi syukuran nelayan ini memang sempat tidak digelar selama pandemi Covid-19. Ia  berharap dengan digelarnya kembali tradisi tersebut bisa berimbas meningkatnya hasil tangkapan nelayan.

“Kalau syukuran (nelayan) hasilnya bisa 200 ton per hari. Sekarang 20 sampai 100 ton per hari. Semoga dengan syukuran ini, hasil (tangkapan ikan) bisa kembali normal. Ikan tunanya menjadi 200 ton per hari, kalau pas musim,” ujar Sanusi.

Di hadapan Gubernur Khofifah dan masyarakat, Bupati Sanusi meminta agar agenda syukuran nelayan dan petik laut masuk ke kalender wisata Provinsi Jatim. Sebab biasanya, kegiatan itu memang digelar rutin setiap tahun.

Gelaran tahunan itu juga mengangkat perekonomian warga dengan menarik ribuan wisatawan. Nelayan berharap bisa terus bertahan dan mengharap keberkahan dan hasil laut yang melimpah setiap tahunnya.

Kepala Desa Tambakrejo Jonathan Saptoes mengatakan petik laut tahun 2022 menjadi yang pertama digelar terbuka sejak pandemi Covid-19 mereda. Sebelumnya hanya digelar seadanya dengan sedikit peserta. Jonathan berujar, filosofi tradisi petik laut merupakan rasa syukur atas karunia Tuhan. Tradisi petik laut diyakini dapat membangkitkan semangat nelayan agar hasil tangkapan ikan meningkat.

“Tangkapan ikan menjadi banyak ketika usai digelarnya petik laut. Percaya tidak percaya, namun nelayan di sini menyakininya sehingga terus melestarikan tradisi petik laut ini,” ungkap Jonatan usai larung sesaji. Termasuk, tambah Jonatan, solidaritas ekonomi nelayan hasurlah terus dibangun untuk tetap bertahan.

Ia merinci tumpeng yang dihanyutkan berisi nasi dan lauk, air yang sudah didoakan, hasil bumi dan tangkapan nelayan. “Kami menginginkan nelayan bisa terus eksis di tengah kondisi saat ini. Meski mereka harus menghadapi mahalnya BBM hingga banyak yang tidak lagi berlayar. Kami sudah sampaikan ke pemerintah melalui dinas di provinsi dan kabupaten, termasuk bupati dan gubernur saat ini. Semoga segera mendapatkan kemudahan,” harapnya.(tyo/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img