MALANG POSCO MEDIA – Turnamen Badminton bertema Indonesia menjadi pintu promosi budaya Indonesia di Swiss. Tournoi International de Genève (TIG) ke-52 yang diadakan oleh Badminton Club Genève (BCG) tahun 2023 mengangkat Indonesia sebagai tema penyelenggaraan turnamen.
Dari mulai dekorasi khas Indonesia, makanan Indonesia, busana tradisional Indonesia, hingga tari Indonesia turut diperkenalkan pada turnamen yang diikuti oleh lebih dari 200 partisipan yang berasal dari 9 negara di sekitar Swiss.
TIG diadakan selama dua hari berturut-turut, yaitu mulai, Sabtu (13/5) hingga Minggu (14/5) di Centre sportif Jenewa. “Indonesia diangkat sebagai tema dengan tujuan untuk menarik para pemain badminton terbaik, serta untuk meningkatkan jumlah partisipan, baik dari Swiss maupun dari negara-negara di Eropa,” demikian menurut Tiago Lourenco, Direktur Turnamen TIG.
Selain itu, tujuan diadakannya TIG ke-52 dengan tema Indonesia ini adalah untuk memperkuat hubungan antara Swiss dan Indonesia dalambentuk pertukaran budaya. Arinul Haque, Presiden BCG, berharap kerjasama ini merupakan awal dari kemitraan yang lebih erat antara KBRI Bern dan BCG.
Dalam sambutannya, KUAI RI Bern, Umbara Setiawan menyoroti lekatnya olahraga badminton dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dan bagaimana turnamen di tahun 2023 ini tidak hanya memperkenalkan budaya badminton Indonesia kepada dunia, namun juga dapat menjadi pintu untuk mengenal budaya Indonesia lainnya yang sangat beragam.
Kedekatan BCG dengan Indonesia juga sudah terjalin sangat erat sejak lama. Setiap tahunnya, anggota BCG mengikuti kegiatan pelatihan badminton secara intensif selama dua minggu di Denpasar, Bali. “Para peserta sangat menikmati pelatihan badminton di Indonesia. Di Indonesia mereka tidak hanya dapat mengasah kemampuan badmintonnya, namun sekaligus menikmati keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia”, tutur Didik Siswantoyo, anggota panitia inti BCG.
Dengan bangga, para panitia BCG mengenakan kebaya, kain dan sarung bali, yang mereka beli pada kunjungannya ke Bali tahun lalu. Acara yang berlangsung hingga pukul 11 malam tersebut juga turut dihadiri oleh Sami Kanaan, Anggota Dewan Kota Jenewa bidang budaya, olahraga dan pengembangan digital.
Setelah bertanding, para peserta dan penonton menikmati hidangan khas Indonesia, berupa nasi kuning dan nasi padang. Penampilan tari Cendrawasih dan tari Panji Semirang yang dibawakan grup tari Indonesia di Jenewa memukau para peserta hingga penghujung acara.(opp/lim)