Sastro Wasiyo, CJH Tertua Asal Kota Malang
Sastro Wasiyo menjadi Calon Jemaah Haji (CJH) tertua asal Kota Malang. Usinya 94 tahun, Agustus nanti tepat 95 tahun. Warga Jalan Gadang 21A ini bersemangat. Kondinya sehat bugar.
MALANG POSCO MEDIA – Kondisi Sastro Wasiyo sehat. Pendengaran kakek kelahiran 27 Agustus 1930 ini masih bagus. Bicaranya pun masih cukup jelas. Ia bahkan masih kuat berjalan dengan baik keman- mana.
“Alhamdulillah sampai sekarang sehat, tidak pernah yang sakit berat. Ya hanya sakit-sakit panas (demam) saja. Tidak ada tips atau apa, dari dulu ya begini saja,” ucap Sastro kepada Malang Posco Media.
Sastro mengaku selama ini hanya berkegiatan seperti orang orang pada umumnya. Ia merupakan petani padi di Ngawi. Selain padi, Sastro juga sempat berkebun cengkeh.
Setiap hari Sastro menggantungkan hidupnya itu di sawahnya yang lokasinya sebenarnya tidak terlalu jauh. Akan tetapi, meski tidak terlalu jauh, jalan yang dilalui naik turun karena lokasinya ada di lereng gunung.
“Kurang lebih jaraknya ada tiga kilometeran dari rumah. Setiap hari pulang pergi. Berangkat habis subuh, pulang habis dhuhur,” tuturnya.
Dengan aktivitasnya yang relatif cukup berat itu, Sastro juga tidak pernah makan makanan yang aneh-aneh. Apalagi hidup di desa, ia lebih memilih menu makanan yang ada di sekitarnya. “Lebih banyak ya makan sayur. Kalau daging ya jarang, seadanya saja yang ada di kampung,” tukasnya.
Dari bertani padi dan cengkeh itu, ia mampu menghidupi enam orang putranya. Tidak hanya itu, Sastro juga akhirnya mampu berangkat umrah sekitar tahun 1980 lalu. Anak-anaknya pun sudah menjadi orang orang sukses.
Puncaknya, sekitar tahun 2019, Sastro ditawari oleh anak-anaknya untuk naik haji. Seluruh biaya ditanggung oleh anak-anaknya, apalagi semua anaknya juga sudah pernah ibadah haji. Di saat usianya ketika itu 89 tahun, Sastro menerima tawaran tersebut. Dan mengaku tetap mantap untuk berangkat haji meski usianya sudah senja.
Sastro rencananya akan berangkat haji bersama putra kelimanya Suparyono, 55 tahun sebagai pendamping selama di Tanah Suci. Karena usianya, Sastro masuk dalam program prioritas haji dan masuk keberangkatan tahun ini.
“Ini kan cara kami anak-anaknya, sebagai ucapan terima kasih. Yang penting daftar dulu, nanti bagaimana yang penting sudah ada niat. Setelah daftar, tahu-tahu akhir tahun kemarin ada panggilan dari Kemenag untuk berangkat haji,” terang Suparyono, putra kelima Sastro.
Oleh karena masuk program percepatan, biaya pelunasan Sastro sedikit lebih mahal dibandingkan CJH lain. Apabila yang lainnya berkisar Rp 33 juta, Sastro harus melunasi Rp 34 juta.
Namun demikian, soal biaya sudah tidak menjadi halangan bagi Sastro. Sebab sudah ditanggung oleh anak-anaknya.
“Kalau untuk saya sendiri, karena pendamping, ya biaya dari saya sendiri. Kebetulan memang dari semua anak-anaknya bapak, yang belum haji tinggal saya. Alhamdulillah masih ada kesempatan,” pungkas Suparyono. (ian/van)
-Advertisement-.