MALANG POSCO MEDIA- Penataan bangunan dan lingkungan kawasan cagar budaya dan pariwisata masih jadi prioritas di Kota Malang. Tahun anggaran 2024 diusulkan Rp 9,15 miliar untuk program tersebut.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menjelaskan hal ini sebelumnya saat memberi jawaban pada pandangan umum fraksi terhadap KUA PPAS APBD Kota Malang Tahun 2024. Kemarin dijelaskan kembali bahwa penataan kawasan kota masih menjadi prioritas pembangunan.
“Termasuk penataan pedestrian. Yang di Alun-Alun Tugu, ini kedepan masih akan ditata lagi. Termasuk bagaiamana nanti lahan parkirnya diatur juga,” jelas Wahyu.
Dijelaskan secara garis besar memang tengah diatur jangka pendek dan jangka Panjang penataan kawasan lingkungan kota. Arahnya untuk mendukung atmosfir wisata dan pelestarian cagar budaya.
Untuk anggaran yang dirancang kurang lebih Rp 9,15 miliar di 2024 nanti. Akan meliputi tiga kegiatan konstruksi. Ia menjelaskan tiga kegiatan ini pertama, lanjutan penataan pedestrian di sepanjang Jalan Semeru, penataan tugu batas kota, dan hibah penataan kawasan Rampal.
“Ada satu kegiatan tapi itu untuk jasa konsultasi kajian penataan kawasan menyeluruh,” tegas Wahyu.
Ia mengatakan penataan pedestrian Jalan Semeru dan penataan Tugu Batas Kota saat ini sudah memiliki desain perencanaannya. Yang sudah disusun jauh hari, di akhir tahun anggaran 2022 lalu. Realisasinya juga harus segera dilaksanakan.
Saat ini, menurut pantauan Malang Posco Media, kawasan Jalan Semeru hingga Jalan Bromo memang masih belum tertata. Akan tetapi pengerjaan pembongkaran pedestriannya sudah dilakukan sejak dua pekan terakhir. Terlihat konstruksi pembongkarannya di sepanjang jalan karena bongkaran beton cukup mengganggu arus lalu lintas.
Untuk batas kota atau gerbang batas Kota Malang dengan wilayah Kabupaten Malang juga diprioritaskan.
Dari total 19 gerbang batas kota yang ada di Kota Malang, baru empat gerbang kota yang tersentuh anggaran perbaikan pada tahun 2023. Yakni Gerbang Kota di wilayah Kelurahan Arjowinangun di Jalan Babatan, di Bandulan, di wilayah Bakalankrajan dan di wilayah Madyopuro.
“Rencana untuk gerbang kota di tahun 2024 akan fokus di tiga titik, yang mananya nanti didetailkan,” jelas Wahyu.
Diketahui anggaran yang dialokasikan untuk gerbang kota diperuntukan memperbaiki sekaligus mempercantik gerbang. Yang saat ini kebanyakan dalam kondisi tidak terawat. Bahkan tidak terlihat sebagai batas kota jika dilintasi pengendara.
Wakil Rakyat dari Dapil Klojen Arief Wahyudi sempat menyampaikan pentingnya pedestrian di Kota Malang untuk ditingkatkan. Khususnya kawasan Klojen yang sebelumnya telah ditata arus lalu lintasnya. Yakni Jalan Basuki Rahmat dan sekitar hingga Jalan Semeru.
“Pedestrian di Jalan Semeru itu kan memprihatinkan. Ini yang memang harus ada penataan. Warga mengeluh, di sana kalau malam hari juga pencahayaannya kurang,” tegas Arief.
Ia menambahkan penataan kota harus diarahkan menyeluruh. Jangan hanya kawasan yang saat ini tengah naik daun saja seperti Koridor Kayutangan. Juga diperhatikan di kawasan pinggir kota. Salah satu caranya menginventarisir potensi masing-masing wilayah.
Ia menyangkan arah konstruksi penataan kota masih difokuskan pada penataan atau rehabilitas jalan saja. Padahal pedestrian juga sama pentingnya. Akses pedestrian yang baik, juga mempengaruhi kunjungan wisatawan atau masyarakat umum.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Noer Rahman Wijaya menjelaskan penataan gerbang kota memang akan diarahkan untuk memperkuat ciri khas Kota Malang. Rekonstruksi gerbang kota ini diimplementasikan dengan desain yang lebih estetik dan menarik. Sehingga secara visual mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan.
“Konsepnya tidak dibangun ulang tapi penataan konstruksi untuk diperindah. Karena gapura atau gerbang kota ini kan jadi ikon. Tidak hanya jadi batas wilayah antar kota dan kabupaten saja tetapi juga penanda identitas Kota Malang,” tegas Rahman.
Ia menjelaskan tahun ini mengerjakan rekonstruksi empat gerbang kota. Selebihnya dilakukan bertahap di tahun-tahun berikutnya. Termasuk di tahun 2024. (ica/van)