Pegiat UMKM Ismiati Solihah Bawa Kue Bolen Tembus Pasar Hongkong
Tangan dingin Ismiati Solihah, yang konsisten mengembangkan makanan sederhana dari olahan apel dan pisang sukses tembus pasar internasional. Ia juga membantu banyak keluarga karena membuka lapangan pekerjaan.
MALANG POSCO MEDIA- Ismiati Solihah sangat gigih. Buah tangan Istri dari Sony Darmawan ini berupa kue bolen. Ia belajar membuat kue bolen secara otodidak sejak 2018 lalu. Ismiati yang suka memasak, memang kerap memodifikasi resep makanan untuk meningkatkan cita rasa.
“Setiap ada resep suka diotak-atik. Termasuk resep bolen pisang dan apel ini. Saat itu saya buat sampel tester, dan saya berikan ke acara pengajian dan lainnya. Dan yang jadi problem adalah kuenya tidak tahan lama, ” ceritanya.
Perlahan tapi pasti, ia terus mencoba menemukan formulasi tepat kue bolen produksinya. Akhirnya, dengan cita rasa nikmat dan empuk di bagian kulit, masalah daya tahannya juga teratasi.
“Kue bolen kami, apabila disimpan pada suhu ruangan mampu bertahan sekitar tujuh hari. Sedangkan di lemari es bisa mencapai 14 hari, dan freezer hingga satu bulan. Dan lebih baik dipanaskan sebelum dikonsumsi,” ujarnya.
Luar biasanya, kue bolen buah tangannya bisa menembus berbagai pasar nasional hingga luar negeri. Kue berlabel Kue Bolen Malang Fairuziba ini, sudah ekspansi ke toko oleh-oleh di beberapa kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Bali.
“Selain itu, kami juga sudah Go International dengan memiliki reseller di Hongkong yang rata-rata setiap membeli sekitar puluhan boks. Kemudian juga ada dari Prancis dan Singapura,” katanya.
“Testimoni dari mereka, suka karena bagi para pelanggan di luar negeri ini menikmati tekstur kulit kuenya enak. Selain itu, cita rasa yang ada di kue bolen ini juga otentik khas Indonesia,” sambung Ismiati Solihah.
Tempat produksi yang beralamat di Jalan Borobudur Agung Timur 7A Nomor 18 Kelurahan Mojolangu Kota Malang ini berhasil memperoduksi 2.000 kue bolen per minggu. Bahkan apabila di waktu libur, bolen buatannya bisa menembus permintaan pasar mencapai 5.000 bolen dalam sebulan.
Produk bolen yang paling banyak dicari adalah bolen apel khas Batu. Harga kue bolen yang diproduksi Ismiati dijual mulai dari Rp 25 ribu untuk isi empat buah, dan untuk yang isi enam dipatok harga Rp 40 ribu sementara yang isi 10 dijual dengan harga Rp 65 ribu.
Ia juga turut memberdayakan petani pisang dan apel di Malang Raya. Untuk pisang yang digunakan jenis Pisang Agung dari Dampit Kabupaten Malang yang memiliki rasa yang lebih manis dan daging tebal. Sementara apel khas Malang juga tetap menjadi pilihan utama.
Berawal dari modal Rp 10 juta, kini dalam sebulan omzetnya bisa tembus hingga Rp 50 sampai 70 juta. Saat ini, sudah ada delapan karyawan yang ikut dengannya. Mereka adalah orang yang membutuhkan karena tak punya sumber penghasilan.
“Ada yang latar belakangnya ibu rumah tangga yang ingin membantu suami untuk menambah penghasilan. Ada yang single parent untuk membiayai kebutuhan anaknya, dan sebagainya,” lanjut perempuan berusia 48 tahun, ini. Meskipun di setiap pekannya ia membuat program Jumat Barokah, tetap kesejahteraan karyawan adalah prioritas baginya. “Kami juga berusaha meningkatkan kesejahteraan para petani pisang dan apel di Malang Raya. Melalui usaha ini, tentu harapannya bisa memberikan efek domino yang positif kepada lebih banyak pihak lagi,” tandasnya. (rex/van)