.
Thursday, December 12, 2024

Vaksinasi PMK Terealisasi 99 Persen, Masih Ada Peternak Tak Mau Divaksin

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemkot Batu terus berupa melakukan penanganan terhadap wabah penyakit mulut dan kuku (MPK) pada hewan ternak sapi. Hingga tanggal 10 Agustus 2022, Pemkot Batu mencatat ada 4322 kasus sapi terinfeksi PMK, dengan sapi sakit 136 ekor, 106 sapi mati, 3805 sepi sembuh dan 111 potong paksa.

Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M mengatakan bahwa angka tersebut merupakan data dari hasil uji laboratorium sejak tanggal 11 Mei sampai tanggal 10 Agustus 2022. Selama rentang waktu tersebut PMK telah telah menyerang 18 desa /kelurahan di Kota Batu.

“Untuk terus menekan persebaran kasus PMK saat ini Pemkot Batu dibantu oleh TNI dan Polri terus melakukan vaksinasi. Kami mencatat, total capaian vaksinasi Kota Batu telah mencapai 7.957 ekor atau 99,46 persen tahap I,” ujar Punjul kepada Malang Posco Media, Sabtu (13/8) kemarin.

Sedangkan untuk vaksinasi PMK tahap II Vaksinasi Tahap 2 per tanggal 10 Agustus 2022 telah mencapai 9.379 ekor atau 93,79 persen. Dengan keterangan revaksinasi sejumlah 7.703 ekor dan perluasan 1.676 ekor.

“Pelaksanaan vaksinasi tahap I dan II harusnya bisa 100 persen dilakukan. Tapu karena masih ada ternak yang kondisinya sakit dan ada peternak yang tidak mau ternaknya divaksin membuat vaksinasi tidak bisa maksimal. Meski hanya sedikit,” beber Ketua DPC PDIP Kota Batu ini.

Karena itu pihaknya berharap peternak mau mengikutkan hewan ternaknya untuk divaksinasi. Harapannya penyebaran virus PMK bisa benar-benar bisa diatasi.

Sebelumnya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa melakukan kick off vaksinasi di tahap kedua di Kandang Komunal Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Senin (25/7). Dalam pelaksanaannya Khofifah didampingi oleh Wali Kota Batu, Dra. Dewanti Rumpoko M.Si.

“Kalau di Jawa Timur, kami mendapatkan vaksin dalam jumlah relatif cukup besar dalam pekan ini. Ada 600 ribu vaksin yang didistribusikan ke seluruh daerah. Kota Batu sendiri dapat jatah 10 ribu dari 15.400 sapi untuk dosis kedua,” paparnya.

Diungkap Khofifah bahwa vaksinasi penting dilakukan dengan keterbatasan kuota vaksin. Apalagi akibat wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) berdampak pada penurunan produktivitas susu yang signifikan.

“Oleh karena itu, pada saat itu (pertama.red) baru 1000 vaksin, salah satunya sapi perah di Batu tanggal 25 Juni lalu. Kemudian mengacu regulasi, empat minggu berikutnya, dosis kedua dan enam bulan berikutnya, pada dosis ketiga,” bebernya.

Ia menerangkan bahwa Jawa Timur sangat butuh obat dan vitamin, termasuk tambahan vaksin. Karena dengan ketersediaan vaksin, para peternak bisa lebih tenang agar dan mudah mengakses dinas terdekat.

“Dulu ada yang beli sapi dengan harga murah, saya minta peternak lebih tenang karena vaksin mulai didistribusikan, termasuk obat-obatan. Konjen Australia juga menyampaikan bahwa Australia juga akan mengirim obat-obatan. Jadi posisinya sekarang bisa mendistribusikan vaksin lebih banyak lagi. Untuk penanganan PMK di Jatim, kami telah menganggarkan Rp 41 miliar,” pungkasnya. (eri)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img