MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Cita-cita Pemerintah Kabupaten Malang menerapkan program sekolah unggulan memang bukan isapan jempol. Setelah program sekolah unggulan di launching beberapa waktu lalu, saat ini para guru mulai mengikuti pelatihan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Malang Hj Lathifah Shohib, kepada Malang Posco Media, orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten Malang ini memang tidak menyebutkan berapa jumlah guru yang terlibat langsung dalam program sekolah unggulan. Tapi yang jelas, dari 17 sekolah yang terpilih, semua gurunya mendapatkan pelatihan secara khusus.
“Guru-gurunya sudah mulai mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Malang untuk mewujudkan sekolah unggulan,’’ katanya.
Lathifah mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada para guru tak lain terkait dengan metode pembelajaran kepada para siswa. Yang itu menurut dia sangat penting. Selain menyiapkan para guru mengikuti pelatihan, Bu Nyai begitu Hj Lathifah Shohib akrab dipanggil, mengatakan pihaknya juga terus meninjau kesiapan sekolah-sekolah yang ditunjuk menerima program sekolah unggulan. Awal pekan lalu contohnya. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini melakukan kunjungan dua sekolah di wilayah Kecamatan Singosari. Yakni SDN 1 Pagentan dan SMPN 1 Singosari.
Secara kasat mata dikatakan Hj Lathifah kesiapan dua sekolah yang dikunjungi tersebut sudah 90 persen. Dia tidak menampik ada yang kurang. Diantaranya SDN 1 Pagentang masih kurang dengan jumlah toilet dan laptop. Sedangkan SMPN 1 kurang laboratorium bahasa. “Yang SMPN 1 Singosari sudah memiliki empat smartboard. Yang itu tidak hanya memudahkan para siswa dalam pembelajaran. Tapi juga guru,’’ ungkapnya.
Sementara untuk kekurangan-kekurangan, Lathifah mengatakan Pemerintah Kabupaten Malang berusaha untuk melengkapi. Dia berharap kekurangan itu dapat terpenuhi tahun ini. Namun jika tidak ada anggaran, kekurangan-kekurangan fasilitas tersebut diajukan pada tahun depan.
“Program sekolah unggulan ini dapat dilihat outputnya tiga tahun mendatang. Prinsipnya adalah sekolah unggulan SD Pagentan satu yang masih kurang laptop dan toilet. Kemudian SMP Negeri Singosari Lab bahasa. Insyaallah kita inventarisir dan kalau memungkinkan dipenuhi di tahun 2025, kalau tidak kita anggarkan di tahun 2026,’’ tambahnya.
Yang jelas, Bu Nyai mengatakan bahwa adanya program sekolah unggulan ini sebagai langkah besar Pemerintah Kabupaten Malang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Malang. Dia menyebutkan, jika tahun-tahun sebelumnya, tidak banyak siswa yang mendapatkan nilai IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia. Tapi di tahun ini sudah cukup banyak. Jumlahnya lebih dari 5000 siswa. “Ini terus kami genjot. Paling tidak bertambah naik setiap tahunnya,’’ pungkas Bu Nyai. (ira/udi)