MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemkab Malang terus berupaya menjaga eksistensi angkutan desa (angkudes). Hal ini seiring dengan terus menurunnya jumlah angkutan desa. Bahkan tahun ini, jumlah angkutan desa hanya 191 unit, atau turun lebih 50 persen dari tahun 2018 lalu yang jumlahnya 394 unit.
Kasi Angkutan Dalam Trayek Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang, Andhy Dwi Cahyono mengatakan, menurunnya angkutan desa yang terus terjadi ini salah satu faktornya adalah ojek online (ojol) yang mudah didapat dan memberikan kenyamanan serta fasilitas pada penumpang lebih banyak dipilih oleh masyarakat.
“Karena teknologi berkembang pesat. Ojol yang mudah didapat, dan fasilitasnya yang membuat nyaman itulah yang akhirnya dipilih masyarakat. Mereka enggan untuk naik kendaraan umum,” terangnya. Andhy sendiri tidak bisa memaksa masyarakat untuk bertahan naik angkutan umum.
Namun demikian, pihaknya juga terus berupaya untuk melakukan perbaikan fasilitas, dan mempertahankan angkutan desa. Bahkan ada wacana pihaknya menjadikan angkutan desa menjadi angkutan sekolah. “Ada wacana angkutan sekolah. Kami kaji lebih dalam, dan menjadikan angkutan desa ini menjadi angkutan sekolah,” terangnya.
Wacana menjadikan angkutan desa menjadi angkutan sekolah tersebut diharapkan akan menghidupkan kembali angkutan desa. Sementara Andhy juga menguraikan saat ini di Kabupaten Malang ada 21 trayek angkutan umum. Paling banyak trayek Singosari Karangploso dengan jumlah arnada 24 unit.
Selain itu, jurusan Sumberporong-Lawang-Ketindan-Wonosari dengan armada 18 unit, dan trayek Singosari-Dengkol-Wonorejo-Jabung dengan jumlah armada 18 unit. “Sejauh ini kami terus melakukan pendataan dan pengawasan terhadap kondisi angkutan maupun maupun pengemudi para pengemudinya,” tandasnya. (ira/mar)