spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

Wacanakan Pasar Tradisional Terapkan Pembayaran Digital

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemerintah Kabupaten Malang berupaya mengikuti perkembangan zaman dan mendukung digitalisasi UMKM. Salah satunya melalui upaya transisi pembayaran konvensional ke digital. Pasar-pasar tradisional di Kabupaten Malang diwacanakan menerapkan transaksi atau pembayaran digital melalui barcode. Nantinya perniagaan pasar menggunakan pembayaran melalui aplikasi ponsel pintar dan Kode QR Indonesia (QRIS).

Pemkab Malang dalam hal ini bekerja sama dengan Bank daerah untuk mendukung melalui aplikasi. Bertujuan memberikan kemudahan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti tidak kejahatan pencurian hingga peredaran uang palsu.

- Advertisement -

Proyek ini akan dilakukan secara bertahap, namun Bupati Malang H.M Sanusi mengatakan ke depannya semua pasar tradisional akan diwajibkan menggunakan sistem ini. “Nanti semua pasar akan diwajibkan seperti ini,” kata Sanusi, pada Sabtu (11/6).

Dengan sistem seperti ini, kata Sanusi, pembeli tidak perlu membawa uang, cukup dengan aplikasi. “Pedagang lebih aman juga karena terbebas dari uang palsu,” ucap Sanusi.

Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Agung Purwanto mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah membentuk pilot project terkait pembayaran digital ini.

“Ada beberapa pasar yang dibuat contoh. Semoga hasilnya bagus dan nanti akan ada testimoni dari pedagang dan pembeli,” terang Agung. Setelah ada testimoni dari para pembeli dan pedagang, Disperindag Kabupaten Malang akan melakukan sosialisasi ke seluruh pasar.

Dia menjelaskan, masih dilakukan percobaan pada sejumlah pasar dan pedagang secara acak dan bertahap. Salah satunya di Pasar Bululawang. Usai diresmikan bangunan hasil rehabilitasi dampak kebakaran, beberapa pedagang sudah dibekali dengan aplikasi dan barcode yang dipasang di bedak maupun etalase. Bupati Malang sendiri juga dudah mencoba bertransaksi melalu aplikasi QRIS.

Dita, salah seorang pedagang di Pasar Bululawang, saat ini telah menerapkan pembayaran digital di kiosnya. Baginya, adanya QRIS tidak menjadikan proses pembayaran menjadi rumit. Namun hal ini diakuinya masih perlu adaptasi.

 “Sebenarnya bagus, jadi tinggal mengecek di rekening apakah ada tambahan nilai. Ini masih perlu adaptasi,” katanya. Menurutnya salah satu keuntungannya adalah pedagang tidak perlu menyiapkan uang kembalian. Ia hanya perlu mengecek rekening dan melihat saldonya bertambah setiap kali ada transaksi.

Pedagang lain, Sugiono berpendapat sedikit berbeda. Dia mengatakan penerapan pembayaran digital belum tentu bisa dilakukan seluruh pedagang. Butuh sosialisasi lebih untuk mengenalkan.

“Pertama pasti sulit ya, tapi perkembangan zaman sekarang ini mau tidak mau ya kita harus mengikuti. Dukungan yang perlu dilakukan adanya sosialisai ke pedagang terus-menerus sampai pedagang terbiasa untuk transaksi digital,” tutur Sugiono. (tyo/ggs)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img