MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Gegap gempita terlihat di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-90 SDK Santa Maria 1 Malang. Pentas seni dipamerkan secara spektakuler, Sabtu (10/6) lalu. Acara ini diselenggarakan di Gedung Sarwakirti Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), dan berlangsung begitu meriah.
Ada beberapa penampilan seni yang ditampilkan oleh siswa. Semua siswa tampil, tanpa terkecuali. Ada sebanyak 404 siswa yang tampil begitu memukau di hadapan guru dan orang tua.
Penampilannya antaranya lain, musik band, modern dance, tari kreasi, musik angklung, pianika, paduan suara, fashion, miss teen show dan Pelajar Pancasila. Selain itu, juga ada penampilan sulap dan flashmob. Di sela penampilan seni, ada sesi tiup lilin oleh Kepala SDK Santa Maria 1 dan dilanjutkan dengan foto bersama.
Ketua Panitia HUT ke-90 SDK Santa Maria 1, Whanarian Mukti Cahyo, S. Ag mengatakan dalam perayaan HUT kali ini semua siswa tampil. Tidak ada satupun yang tidak tampil. Mereka menampilkan karya sesuai dengan bakat dan potensinya.
“Ini bagian dari kami memberikan apresiasi kepada anak-anak. Karena semua anak punya potensi. Meskipun itu berbeda-beda,” katanya kepada Malang Posco Media.
Tema yang diangkat dalam perayaan HUT ke-90 Tahun SDK Santa Maria 1 yakni The Journey of STAMSA Generation. Satu tema besar yang menjelaskan tentang eksistensi siswa SDK Santa Maria 1 sejak angkatan pertama. Setiap periode memiliki cerita dan kisah masing-masing.
Semuanya penuh makna. Menjadi rangkaian cerita yang memberikan penguatan pada siswa dan lulusan untuk melangkah di masa depan. “Tema ini punya harapan besar agar generasi SDK Santa Maria 1 terus berlanjut. Mereka tetap eksis dengan potensi dan kreativitasnya, mewarnai dunia pendidikan kita,” terang Whana, sapaan akrabnya.
Dia menambahkan, di alumni SDK Santa Maria 1 turut andil dalam perayaan HUT ke-90 ini. Mulai angkatan 70 an hingga ke atas. Mereka ambil bagian untuk mensukseskan acara. “Termasuk yang mengisi acara juga ada yang dari alumni,” imbuhnya.
Sementara itu, SDK Santa Maria 1 sudah mencapai usia yang ke-90 tahun. Bukan lagi usia muda. Dan usia ini menunjukkan eksistensi dan kiprah sekolah ini di dunia pendidikan. Sudah ribuan alumni yang dilahirkan. Dan ribuan karya telah dihasilkan untuk bangsa dan negara.
Kepala SDK Santa Maria 1 Malang, Antonius Riyadi, S.Pd mengatakan di usia 90 tahun, SDK Santa Maria 1 sudah mencapai banyak kemajuan. Baik dari segi prestasi maupun inovasi.
Sekolah ini sudah mendapat gelar Adiwiyata Provinsi Jawa Timur. Dan kini sedang bersiap untuk melaju ke tingkat nasional. Namun bagi Anton, sapaan akrabnya, Adiwiyata tidaklah menjadi kebanggan kalau hanya sekedar gelar. “Yang paling penting itu budaya Adiwiyata benar-benar tumbuh kuat di lingkungan sekolah,” katanya kepada Malang Posco Media.
Keunggulan SDK Santa Maria 1 juga diakui pemerintah. Hingga sekolah ini pun dipercaya sebagai salah satu Sekolah Penggerak di Kota Malang. Program ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, yang diawali dengan SDM yang unggul, seperti kepala sekolah dan guru-gurunya. “Kami terus melakukan peningkatan utamanya dalam kompetensi guru untuk dapat memberikan imbas pada sekolah lain,”
Indikator dari program ini, SDK Santa Maria 1 menjadi sekolah yang efektif dalam pembentukan karakter peserta didik. Serta mengalami percepatan yang bagus dalam pencapaian terbentuknya profil pelajar Pancasila.
Anton menambahkan, di usia 90 tahun SDK Santa Maria 1 juga produktif dalam meraih berbagai prestasi. Baik akademik maupun non akademik. Setidaknya dalam satu tahun ajaran ini, lebih dari 30 prestasi yang ditorehkan.
“Semua itu berkat sinergi yang kami bangun. Antara guru, siswa dan orang tua saling berkolaborasi untuk dapat mengantarkan anak-anak berprestasi,” ungkapnya.
Menurut Anton, setiap anak punya potensi. Masing-masing memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Guru bertugas untuk mengarahkan dan mengembangkan potensi tersebut. “Kedepannya sinergi ini akan terus kami perkuat. Karena keberhasilan sebuah proses pendidikan tidak bisa bergantung hanya satu pihak. Perlu kolaborasi antara guru, orang tua, bahkan juga alumni,” tandasnya. (adv/imm)