Malang Posco Media, Surabaya – Reaktivasi kereta api di Madura dibutuhkan investasi sedikitnya Rp 3,375 triliun. Karenanya PT Kereta Api Indonesia diharapkan bisa mendanai proyek prestisius tersebut. Hal di atas diungkapkan Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak di acara Forum Group Discussion (FGD) yang digagas Wartawan Pokja Grahadi di Surabaya, Selasa (21/03) pagi.
“Berdasarkan kajian Kemenhub investasi dibutuhkan mencapai Rp 3,375 triliun. Emil berharap, BUMN PT KAI busa mendanai proyek tersebut,” tandas Emil meyakinkan.
Dikatakan Emil, dilihat nilainya yang cukup besar maka realisasi kemungkinan reaktivasi bakal sulit jika hanya mengandalkan PT KAI. Karenanya campur tangan pemerintah pusat sangat diperlukan.
“Tanpa campur tangan pemerintah akan berat,” ungkap Emil dengan menyebut aktivasi kereta di Madura dampaknya sangat bagus untuk perkembangan ekonomi di Pulau Garam itu.
Emil menegaskan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah berkirim surat kepada Menteri Perhubungan, 9 Februari 2023 guna mendorong percepatan reaktivasi dan peningkatan jalur kereta api di Jatim.
“Ini adalah komitmen ibu gubernur untuk mendorong reaktivasi kereta Api di Madura. Kalau ditanya siapa yang untung, ya yang untung harus masyarakat Madura,” tegasnya.
Sementara itu pakar transportasi dari ITS, Hera Widyastuti mengungkapkan alasan reaktivasi jalur kereta Madura membutuhkan dana yang sangat besar.
Karena jalur kereta yang sudah terlalu lama tidak terpakai banyak yang sudah tertimbun. Bahkan tidak sedikit pula yang telah menjadi jalan raya.
“Saat ini jalur kereta api Madura banyak yang jadi jalan raya. Tidak sederhana prosesnya dan butuh biaya yang tidak murah,” rincinya.
Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Aliyadi Mustofa mengapresiasi gagasan besar pemerintah yang merancang Perpres 80 tahun 2019, yang di dalamnya memuat proyek reaktivasi jalur kereta Madura.
“Walau tidak segampang membalikan telapak tangan, tapi ini perlu kita dukung,” kata Ali.
Sementara itu, Ketua DPP Madura Asli (Madas), Berlian Ismail Marzuki yang hadir dalam forum ini mengatakan, warga Madura sangat menantikan pembangunan infrastruktur yang menyambungkan Pulau Garam tersebut.
Baik itu proyek pembangunan Tol Trans Madura, maupun reaktivasi jalur kereta Madura.
“Kenapa Madura banyak merantau, karena di tanah kita tidak bisa (berkembang) karena aksesnya terhambat. Kalau ini (jalur kereta) dibuka tentu yang diuntungkan ya masyarakat Madura,” ujarnya.
Terkait sosialisasi agar masyarakat tidak menentang proyek tersebut, menurut Berlian tidaklah sulit. Masyarakat Madura diakuinya sangat terbuka dan harmonis. Hanya saja terkadang cara sosialisasi yang dilakukan salah.
“Misal ada sosialisasi untuk tol dan infrastruktur lainnya, tinggal deketin orang tuanya, gurunya, pemimpinnya, tokohnya, siapapun akan diam (setuju)” ujarnya. (has)