MALANG POSCO MEDIA – Tersangka! Kalau orang biasa jadi tersangka, masyarakat tidak akan kaget. Pejabat jadi tersangka masyarakat mulai kaget ditambah mencaci maki. Nah ini tersangkanya adalah pimpinan tertinggi lembaga Anti Rasuah. Ketua KPK Firli Bahuri ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya.
Kalau ini sudah tidak kaget lagi. Tapi masyarakat sudah rontok kepercayaannya. Bahkan sudah tak percaya lagi terhadap KPK. Betapa tidak, lembaga yang dibentuk dengan tujuan menuntaskan kasus korupsi dengan segala bentuknya, justru terlibat kasus pidana. Dan yang miris, sebelumnya KPK menangkap Mantan menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo (SYL).
Kini justru Ketua KPK terjerat kasus dengan tersangka KPK yang ditangkapnya. Tuduhannya adalah dugaan pemerasan. Terlepas benar atau salah, bila sudah ditetapkan tersangka oleh kepolisian, maka paling tidak sudah ada unsur yang memenuhi. Polisi selalu berdasarkan alat bukti dan gelar perkara sebelum menetapkan seseorang menjadi tersangka.
Pertanyaan besarnya di masyarakat adalah: apa sebenarnya yang terjadi saat ini di Indonesia? Dibilang tidak tampak, tapi yang terjadi seperti sangat nyata. Betapa saling tangkap dan saling jerat di tataran elit negara ini sangat mengemuka. SYL ditangkap usai Partai Nasdem memproklamirkan pasangan Capres Anies Baswedan.
Meski sudah dibantah taka da unsur politis, tapi faktanya sangat erat kaitannya dengan politik. Apalagi saat itu mendekati masanya konsolidasi pasangan capres-cawapres. Memang masyarakat bisa dibodohi dan dibohongi dengan narasi-narasi yang indah. Tapi fakta yang kemudian membuat masyarakat akhirnya mengerti dan sadar dengan sendirinya bahwa di tingkat elit sedang tidak baik-baik saja. Ada pertarungan sengit yang harus dituntaskan demi kekuasan selanjutnya.
Fakta itu makin mengemuka ketika pasca ditangkap, giliran Ketua KPK Firli Bahuri yang dilaporkan dugaan pemerasan terhadap SYL. Meski awalnya bisa mengelak tapi pada akhirnya Polda Metro Jaya berhasil memeriksa sampai akhirnya menetapkan Firli sebagai tersangka.
Penetapan ini tentu tak mudah. Apalagi posisinya Firli sangat kuat sebagai Ketua KPK. Tentu penetapan ini pasti harus sepengetahuan Presiden. Meskipun Presiden tak mungkin secara kasat mata mencampuri. Tapi masyarakat bisa menebak arahnya. Dengan Bahasa yang sangat lugas dan santun, Presiden Jokowi juga meminta semua pihak menghormati proses hukum atas penetapan tersangka ketua KPK Firli Bahuri.
Betapa runyam kondisi penegakan hukum di Indonesia. Wajah runyam dan kusut inilah yang ditangkap masyarakat dan generasi saat ini. Betapa hukum seperti sangat dipermainkan oleh yang punya kekuasaan. Yang berkuasa justru memberikan contoh bagaimana melanggar hukum.
Mau berdalih dengan argumentasi apapun, penetapan Ketua KPK sebagai tersangka adalah kondisi betapa kepercayaan publik sudah dihancurkan dengan kenyataan. KPK yang dipercaya publik bisa memberikan kepercayaan masyarakat, kini justru Ketua KPK nya ditangkap gara-gara kasus pidana. Kepercayaan masyarakat itu mahal. Kalau masyarakat sudah tidak percaya, bagaimana KPK memulihkan citra? (*)