MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ketahanan pangan berkaitan erat terhadap berbagai permasalahan yang saat ini jadi fokus dan prioritas pemerintah, seperti kemiskinan ekstrem, stunting hingga masalah inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Malang terus mendorong hasil pertanian dan pangan dengan inovasi hingga teknologi.
Hasil pertanian, olahan dan teknologi pertanian terbaik yang ada di Kota Malang pun dipamerkan di Mini Blok Office Balai Kota Malang Senin, (6/3) kemarin. Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan, pameran pertanian ini juga digelar supaya bisa mendorong ketahanan dan ketersediaan pangan. Tidak hanya itu, pameran ini juga mendorong makin banyaknya petani dari kalangan milenial.
“Para milenial ini supaya tertarik dengan pesan pertanian. Tidak lari dari pertanian, sekarang yang petani kan seakan orang tua saja, nah anak muda yang bisa mengikuti tadi saya lihat sudah mulai banyak,” ujar Sutiaji usai meninjau stand stand dalam pameran tersebut.
Dalam pameran itu, memang disampaikan juga hasil lomba petani milenial yang diadakan beberapa waktu lalu. Selain itu juga disampaikan bantuan alat pertanian untuk beberapa Gapoktan yang ada di Kota Malang.
Pameran kali ini sedikitnya ada 15 stand yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Baik untuk hasil pertanian, hasil olahan pertanian, peternakan hingga teknologi pertanian. Menurut Sutiaji, petani petani di Kota Malang ini masih perlu untuk terus diedukasi terkait teknik pertanian yang baik.
“Tanam padi itu orang kampung itu yang penting banyak begitu ya. Ternyata metodologi dan teknologi yang baru itu dengan seperti ‘menyamping’ kan. Satu biji itu tadi katanya sampai dia mampu beranak pinak sampai 30-35 padi. Tapi petani kita itu tidak, ’eman pak kosong, ditanemi aja’. Padahal secara produksinya ini lebih banyak yang sedikit bibitnya, tapi produknya unggul,” tutur Sutiaji.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Malang Slamet Husnan menambahkan tuntutan untuk menghadirkan teknologi pertanian itu dalam rangka pengelolaan pascapanen agar hasil dari usaha tani, peternakan hingga perikanan memberi nilai tambah dan nilai manfaat yang lebih panjang.
“Lahan pertanian saat ini yang ditanami padi seluas 803 hektar, itu pertahun bisa menghasilkan sekitar 15 ribu sekian ton. Sementara kebutuhan Kota Malang itu sekitar 65 ribu ton,” ungkapnya.
Oleh karenanya, lanjut Slamet, pihaknya terus berupaya dengan berbagai cara untuk meningkatkan produktifitas padi. Mulai dari pemberian fasilitas seperti hand traktor, cultivator, pupuk bersubsidi, hingga berupa jaring untuk melindungi bulir padi agar tidak di konsumsi burung saat akan panen.
“Lalu racun tikus, pestisida kita berikan. Termasuk benih padi, benih jagung pun difasilitasi dari dinas,” ungkapnya.
Pihaknya terus mendorong adanya petani milenial di Kota Malang. Hingga saat ini sudah ada 10 petani milenial yang dirangkul oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Malang. Meski diakui cukup sulit membentuk petani milenial, Slamet yakin bisa menciptakan setidaknya satu atau dua petani milenial tiap tahunnya. (ian/aim)