Barikan Bareng Warga Arjosari
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengisi malam barikan atau tasyakuran peringatan kemerdekaan RI, Rabu (16/8) malam kemarin, bersama warga RT 05 RW 02 Kelurahan Arjosari. Kedatangan orang nomor satu di Kota Malang itu pun disambut antusias warga.
Sutiaji menyampaikan kemerdekan yang telah diraih buah dari perjuangan para pahlawan ini merupakan atas berkat dari Allah SWT. Maka dari itu dengan barikan seperti ini semua warga berkumpul untuk mensyukuri kemerdekaan.
“Mengisi kemerdekaan itu adalah dengan saling menghormati orang. Merdeka itu bukan seenaknya sendiri, tidak boleh. Ketika kita menuntut merdeka maka juga harus menghormati kemerdekaan orang lain,” tutur Sutiaji.
Oleh karenanya, hal itu harus dijaga dengan saling menjaga kerukunan. Apalagi di Indonesia ada sistem RT (Rukun Tetangga) yang tujuannya memang untuk menjaga kerukunan antar warga. Apabila warga rukun, maka akan semakin kuat. Namun apabila tercerai berai, maka persatuan warga akan runtuh.
“Terima kasih masyarakat di RT5 RW2, ini satu RT tapi banyak warganya, yang penting kita rukun. Sesungguhnya bernegara kita sudah diberi tuntunan dan apa pemimpinnya. Jadi di RT misalnya, ada ketua RT ya ditaati. Siapapun pemimpin kita harus ditaati,” pesannya.
Ketua RT 05 RW02 Kelurahan Arjosari Ibnu Taufiq M.Pd menyampaikan barikan di wilayahnya ini berbeda dari biasanya. Tahun ini ada kreasi anak-anak muda, ajang penghargaan hingga video dokumenter yang memuat aktifitas di tiap rumah rumah warga. Selain itu, barikan makin istimewa dengan kedatangan Wali Kota Malang Sutiaji.
Awalnya, Taufiq hanya berencana untuk meminta sambutan dengan bentuk rekaman saja. Baik dari pejabat tingkat RT, hingga tertinggi hingga Presiden.
“Surat sudah kita buat. Alhamdulillah tanggapan luar biasa dari pak RW, Bu Camat, semua sudah kami rekam. Tapi dari wali kota pemimpin yang mau blusukan, ternyata beliau tidak mau direkam dan mau datang ke sini. Disapa lewat sambutan sudah senang, apalagi mau datang, itu anugerah yang luar biasa. Warga antusias bersalaman sampai foto bersama dimana mereka belum pernah sebelumnya,” ceritanya.
“Kami meskipun jumlahnya ada 140 KK, memang rutin kegiatan yang sifatnya kumpul. Ada tahlil, kerja bakti, PKK, memang kita sangat rukun sekali. Mereka ‘tepo sliro’, tidak ada satu kejadian yang membuat bertengkar, tidak ada. Makanya saya senang sekali dengan warga kita ini,” sebutnya. (ian/sir/aim)