MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Peran wanita dalam pembangunan merupakan peran yang cukup strategis. Tidak hanya sebatas memenuhi dan melakoni kebutuhan rumah tangga, wanita juga bisa berkontribusi dan berkiprah dalam pembangunan di Kota Malang.
Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji bahkan mengatakan, sebagai wanita juga harus bisa produktif dan memaksimalkan potensinya. Sejatinya setiap wanita bila mau tekun lebih dalam lagi akan banyak sekali ide-idenya yang muncul. Sehingga wanita pun mampu melakukan sesuatu yang terkadang tidak bisa dilakukan oleh wanita pada umumnya.
“Saya mengajak kepada semua wanita khususnya di Kota Malang dan seluruh Indonesia, kita harus berani tampil kreatif. Seperti saya punya tagline, mewah tidak harus mahal. Jadi ASN atau jadi istri wali kota pun saya jualan baju. Wanita harus kreatif,” tegas Widayati ditemui usai kegiatan Halal Bihalal TP PKK bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di Kartini Imperial Building, Kamis (12/5) kemarin.
Dijelaskannya, seperti yang ada di program TP PKK, setiap wanita di tingkatan kecil atau keluarga juga sering terlibat secara langsung. Sebut saja seperti adanya kelompok masyarakat (Pokmas) sadar pajak, yang pelakunya adalah PKK.
“Ketika ibu-ibu yang jalan, berperan menyampaikan SPPT PBB, dulu (capaiannya) hanya 78 persen. Begitu ditangani PKK mencapai 92 persen dan pembayarannya juga meningkat. Tahun 2021 mencapai 97 sekian persen,” ungkapnya.
Selain Pokmas Sadar Pajak, juga ada program Sam Gepunbasa untuk mewujudkan Smart City Malang. Widayati yakin di tangan ibu-ibu, data yang disampaikan PKK akurasinya tinggi.
“Kalau sekarang ditanya data, misalnya stunting di Kota Malang, per kelurahan bisa muncul. programmernya dari Diskominfo, PKK yang menggali data,” lanjutnya.
Dalam kesempatan halal bihalal bersama organisasi wanita itu, Widayati pun menyebut program ke depan akan makin ditingkatkan dan disinergikan. Salah satu yang difokuskan adalah isu stunting.
Menurut Widayati, upaya yang dilakukannya mengajak masyarakat menjaga kesehatan keluarga. Hal ini juga sudah mulai digencarkan, salah satunya dengan program urban farming.
“Saya masuk dulu 18 persen angka stunting di Kota Malang. Lalu tahun 2019 dikuatkan dengan urban farming dan kegiatan lain, itu turun menjadi 12 persen dan sekarang tinggal 9 persen,” ungkapnya.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji pun menilai peran PKK, DWP, GOW maupun organisasi wanita lain sangat luar biasa. Bahkan telah menjadi komponen bangsa yang selalu mendukung seluruh program di Pemerintah Kota Malang. Inilah yang harus terus ditingkatkan.
“Tinggal bagaimana membangun sinergi itu. tentu yang sering saya sampaikan, komunitas itu mesti harus menyamakan visi dulu. Percaya bahwa kegiatan ini mesti memiliki manfaat. Setelah itu, membangun sinergi tadi. Supaya membangun sinergi maka kita harus saling (mendukung). Manfaatnya luar biasa,” tandasnya. (ian/aim)