MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setengah bulan setelah ambrolnya konstruksi Jembatan Sonokembang di Jalan Simpang Sulfat Utara Kota Malang, sampai saat ini belum ada pekerjaan atau perbaikan yang dilakukan oleh Pemkot Malang. Tidak mau menunggu terlalu lama, warga setempat berinisiatif untuk gotong royong membuat akses sementara di jembatan tersebut, Minggu (26/10) kemarin.
Ketua RT 04 RW 05 Khotib Hambali mengatakan, akses sementara ini dibuka hanya untuk roda dua dan pejalan kaki saja. Ia menyebut, akses sementara ini dibuat karena pihaknya kasihan banyak warga yang terdampak dari ditutupnya jembatan tersebut. Tidak hanya omzet usaha lokal yang anjlok, tapi banyak pelajar dan warga sekitar yang kerepotan karena harus memutar sangat jauh jaraknya.
“Selama jembatan belum dibongkar, masyarakat bisa lewat akses sementara ini dulu. Sebab, banyak usaha pedagang mengeluhkan omzetnya berkurang drastis, biasanya bisa Rp 200 ribu, sekarang hanya Rp 50 ribu,” ujar Khotib kepada Malang Posco Media.
Dijelaskan Khotib, pengerjaan akses sementara ini sepenuhnya bakal selesai sekitar satu Minggu. Namun warga atau pejalan kaki bisa mulai melintas per Senin (27/10) hari ini. Akses sementara yang sepenuhnya dibangun secara swadaya itu akan dibuka mulai subuh hingga jam 12 malam.

Khotib meyakini akses sementara berupa bambu itu cukup kuat dan aman karena dibangun di sisi yang masih terdapat cor pondasi jembatan. Bambu yang dirakit pun cukup kuat untuk menahan kendaraan roda dua, tapi memang hanya bisa akses searah saja.
“Dulu tahun 1998 juga pernah ambrol, itu kami gunakan akses sementara seperti ini. Nanti juga ada yang jaga dari Karang Taruna untuk kontrolnya, tidak boleh banyak-banyak,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Julhardjanto menyampaikan, belum adanya pekerjaan atau perbaikan jembatan di Kelurahan Pandanwangi itu lantaran pihaknya masih terkendala dengan anggaran yang terbatas. Pihaknya menilai jembatan itu harus dibongkar dan dibangun ulang sehingga anggaran yang diperlukan mencapai Rp 5 miliar. Sementara anggaran yang tersedia, yakni di Belanja Tidak Terduga (BTT) hanya Rp 2 miliar.
“Mengingat keterbatasan dana, maka kami akan menggunakan jembatan bailey (portabel). Ini masih berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Jadi untuk sementara kami akan gunakan bailey lalu, kemudian bisa revitalisasi (dibangun) total tahun 2026,” jelas Dandung. (ian/aim)








