MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pelebaran Jalan Ir. Soekarno-Pattimura Kota Batu bakal direalisasikan tahun 2023. Program pelebaran jalan tersebut telah masuk dalam Perpres 80 tahun 2019 tentang Pelebaran jalan Pendem Batu.
Pelebaran jalan Ir. Soekarno-Pattimura dengan menggunakan box culvert tersebut mendesak agar segera direalisasikan. Pasalnya setiap akhir pekan maupun musim libur, kemacetan menjadi permasalahan yang selalu terjadi.

Rencana pelebaran Jalan Ir. Soekarno-Pattimura tersebut mendapat dukungan warga. Salah satu warga, Anton Herdisaputra mengatakan jika dirinya sangat setuju bila Jalan Ir. Soekarno dilebarkan. Pasalnya dirinya sering terdampak macet jika hendak pulang maupun pergi dari rumahnya yang berada di Desa Mojorejo.
“Sangat setuju kalau dilebarkan, kalau bisa sesegera mungkin. Soalnya setiap weekend dan libur panjang macet parah mulai pertigaan Pendem sampai Jalan Dewi Sartika Pasar Besar. Pernah saya dari rumah ke tempat kerja di Jalan Imam Bonjol harus menempuh waktu satu jam lebih. Padahal biasanya cukup 10 sampai 15 menit sampai,” keluhnya.
Begitu juga dengan Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari yang mendukung penuh pelebaran jalan Ir. Soekarno. Menurutnya pelebaran jalan utama menuju Kota Wisata Batu tersebut sangat perlu dilakukan untuk mengurai kemacetan.
“Kami sangat mendukung penuh program pemerintah yang tertuang dalam Perpres 80 tahun 2019 tentang Pelebaran jalan Pendem Batu. Kami rasa program itu perlu didukung untuk mengurai kemacetan di Kota Batu,” ujar Khamim kepada Malang Posco Media, Minggu (8/1) kemarin.
Ia menjelaskan bahwa program pelebaran jalan tersebut bukan hanya untuk mengurai kemacetan. Namun juga untuk meningkatkan efektifitas waktu tempuh perjalanan bagi warga Kota Batu.
“Jadi pelebaran jalan protokol mili Provinsi Jatim itu sangat perlu sekali. Bukan hanya mengurai kemacetan, tapi juga untuk meningkatkan efektifitas waktu tempuh perjalanan bagi warga Kota Batu. Terutama untuk memperlancar distribusi atau pengiriman hasil produk pertanian maupun UMKM,” bebernya.
Namun agar program tersebut tidak merugikan masyarakat, Khamim meminta agar program tersebut ada kajian dan disosialisasikan ke Pemdes/kelurahan dan warga. Terutama yang terdampak pelebaran jalan. Sehingga tidak sampai terjadi masalah saat program berjalan.
Sementara itu Kades Beji, Deny Cahyono menyampaikan bahwa dirinya masih belum mendapatkan sosialisasi tentang rencana pelebaran Jalan Ir. Soekarno. Pihaknya berharap Pemda melakukan sosialisasi terkait rencana tersebut.
“Kami masih menunggu sosialisasi adanya pelebaran Jalan Ir. Soekarno. Apalagi pelebaran jalan tersebut juga akan melalui beberapa desa/kelurahan seperti Dadaprejo, Mojorejo dan Beji. Kami ingin segera ada sosialisasi dan diajak bicara karena kita belum tahu persis rencana pelajaran jalan tersebut,” terangnya.
“Ketika nanti kita diundang dan diajak berbicara terkait pelebaran Jalan Ir. Soekarno dan memang tujuannya baik untuk masyarakat. Maka kami Pemdes/kelurahan akan mendukung penuh program pelebaran jalan Ir. Soekarno,” tegasnya.
Sebelumnya disampaikan oleh Plh Wali Kota Batu, Zadim Effisien pihaknya telah menggelar rapat tentang percepatan pembangunan block culvert Jalan Ir Sukarno mengacu Perpres 80 tahun 2019 tentang Pelebaran jalan Pendem Batu.
“Agar segera bisa direalisasikan saya telah meminta agar asisten 2 bersama SKPD seperti DPUPR, Dishub, Kominfo, DLH, Bpbd, Bapelitbangda dan Bagian Pembangunan menggelar rapat bersama. Untuk selanjutnya hasil rapat bisa dilaporkan ke Provinsi Jatim agar segera ditindaklanjuti,” paparnya.
Diungkapnya bahwa pelebaran Jalan Ir Soekarno dengan menggunakan box culvert tersebut mendesak agar segera direalisasikan. Pasalnya setiap musim libur kemacetan menjadi permasalahan yang selalu terjadi.
“Saya rasa sangat perlu segera direalisasikan. Ini agar wisatawan yang berlibur ke Kota Batu saat akhir pekan tidak terjebak macet yang cukup panjang. Mengingat volume kendaraan saat hari libur di Kota Wisata Batu tak bisa terelakkan. Kami mencatat saat pergantian tahun 2020-2021 saja kendaraan yang masuk ke Kota Batu tercatat hingga 500 ribu kendaraan dan berdampak kemacetan di jalur utama tersebut,” terangnya.
Apalagi, lanjut Zadim, program tersebut sebelumnya sudah masuk dalam RPJMD Kota Batu tahun 2017-2022. Namun karena pandemi harus mundur dan dilakukan peninjuan kembali. Sedangkan untuk anggarannya berada di Pemerintah Provinsi Jatim.
“Karena anggaran atau yang mengerjakan Pemprov Jatim. Maka kami jembut bola dengan melakukan rapat internal. Hasil rapat yang dipimpin asisten 2 tentang pembangunan box culvert segera dikoordinasikan secara intensif dengan PUPR Provinsi Jawa Timur. Setelah dicek oleh dinas teknis Provinsi Jatim anggaran membengkak dari Rp 75 miliar menjadi Rp 111 miliar. Itu belum pembebasan lahan 39 bidang,” pungkasnya. (eri)