MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Ada hal menarik di Desa Glanggang Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Kerap kali ditemui pemuda dan warganya melakukan pengambilan gambar. Mereka tak lain membuat film-film pendek melibatkan warga setempat untuk mengasah kreativitas di bidang perfilman.
Warga menyebutnya Kampung Film. Sebuah gagasan yang diinisiasi warga bersama Pemerintah Desa sejak tiga tahun belakangan. Salah seorang warga yang menginisiasi gagasan tersebut yakni Sudjane Kenken, 40 tahun, yang sudah mempunyai kemampuan dan pengalaman di bidangnya.
“Warga kami yaitu mas Kenken mengajak warga setempat khususnya pemuda untuk memproduksi film-film pendek,” ungkap Kepala Desa Gelanggang, Sugiarto kepada Malang Posco Media.
Sugiarto mengungkapkan, Sudjane Kenken adalah warga setempat yang pernah kuliah jurusan perfilman di salah satu perguruan tinggi ternama di Yogyakarta. Selain itu juga pernah terjun di bidang industri film di Jakarta.
Melalui pembentukan Kampung Film yang diberi nama Sewek Kawung itu, Sugiarto berharap akan muncul generasi baru yang berbakat dalam bidang perfilman dari desa tersebut.
“Alhamdulillah, Sewek Kawung ini sudah banyak menerbitkan beberapa film pendek yang telah dipublikasikan di kanal Youtube,” katanya.
Para pegiat di Sewek Kawung, kata Sugiarto beberapa kali diajak kerjasama pembuatan film oleh instansi pemerintah. Salah satunya oleh kepolisian. Mereka kemudian memproduksi film pendek bertema edukasi mengenai taat hukum.
Mayoritas tema-tema yang diangkat seputar kultur dalam kehidupan sehari-hari warga desa setempat. Sugiarto menyebut, kedepannya pihaknya menjadikan Kampung Film menjadi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Dengan produksi film ini, pemerintah desa berharap desa kami bisa dikenal oleh warga-warga luar, dan produksi filmnya bisa masuk kancah nasional maupun internasional. Misalnya melalui festival,” jelasnya.
Sementara, Sudjane Kenken mengatakan pemuda desa yang ikut dalam program Kampung Film itu sekitar 25 orang. “Kami membentuk Kampung Film ini sejak tiga tahun yang lalu,” katanya saat ditemui, Senin (1/8).
Produksi film yang telah dihasilkan hingga saat ini, menurut Kenken banyak dipublikasikan ke kanal Youtube. “Selain itu, kami secara rutin menggelar nonton bareng film kami bersama warga-warga desa setidaknya dua kali dalam sebulan,” pungkasnya.(prasetyo/nug)