MALANG POSCO MEDIA – Warga yang memadati kegiatan Gerakan Indonesia Sadar Adminduk atau #GISA di gedung DPRD Kota Malang, Minggu (3/11) kemarin membeludak.
Ratusan orang dengan beragam usia, mengantre panjang hingga ke luar area gedung dewan. Ratusan orang itu mengantre untuk mengurus beragam kebutuhan administrasi kependudukan (adminduk). Misalnya seperti pelayanan akta kelahiran, akta kematian, perekaman KTP karena hilang atau rusak, kartu identitas anak (KIA) hingga kartu keluarga (KK).
Ramainya pelayanan yang dibuka oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) itu terjadi sejak pagi hingga siang kemarin.
“Saya datang jam setengah sembilan ternyata sudah antre panjang. Saya mengurus akta kelahiran, karena sudah diberi informasi untuk segera mengurus. Kebetulan kalau hari Minggu seperti ini ada yang mengantar, jadi bisa mengurus,” terang Prayitno salah satu warga lansia asal Purwantoro kepada Malang Posco Media.
Tidak hanya Prayitno, ternyata banyak lansia lain yang hadir pada kegiatan yang bertajuk Gerakan Indonesia Sadar Adminduk atau #GISA tersebut. Tidak hanya mengurus akta kelahiran, tapi banyak juga yang mengurus KTP hilang atau rusak.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang Dahliana Lusi Ratnasari menjelaskan event ini merupakan kegiatan maraton atau lanjutan dari event #GISA sebelumnya di MCC. Apabila di MCC lebih banyak diperuntukkan perekaman kependudukan, untuk event #GISA di Gedung DPRD kemarin lebih banyak dititikberatkan untuk mengakomodir kebutuhan lansia yang belum memiliki akta kelahiran.
“Sebelumnya kami juga sudah sosialisasi kepada lansia untuk kepemilikan akta untuk lansia. Sehingga banyak yang datang lansia karena titik beratnya ke sana. Cuma kami tetap melayani semua pelayanan,” jelas Lusi, sapaannya.
Diakui Lusi, memang masih banyak warga Kota Malang, khususnya lansia yang belum memiliki akta kelahiran. Biasanya para lansia itu baru mengurus secara mendadak ketika dibutuhkan untuk suatu keperluan.
“Memang banyak warga kita ini yang sebenarnya belum punya akta kelahiran. Kalau 0 sampai 17 tahun otomatis sudah punya akta. Tapi usia diatas 50 tahun itu yang dimaksud lansia dan banyak yang belum punya akta. Walaupun di atas 18 tahun dimungkinkan masih ada juga yang belum punya akta kelahiran,” bebernya.
Khusus untuk pelayanan akta kelahiran ini, Lusi menyampaikan pihaknya sudah menyediakan formulir isian berikut dengan konsultasinya yang dilakukan pada Sabtu (2/11) sebelumnya. Total disediakan sebanyak 850 formulir.
Sehingga diharapkan tidak terjadi antrean yang cukup panjang. Namun, dengan adanya layanan lain seperti perekaman e-KTP, KIA hingga KK itu membuat event #GISA ini makin membeludak. Terlebih, banyak juga masyarakat khususnya anak muda usia 17 tahun yang melakukan perekaman e-KTP.
“Karena memang dalam rangka Pilkada. Kami sudah ada (sosialisasi) ke sekolah-sekolah, flyernya kami share ke kepala sekolah agar pemilih pemula bisa aktif melakukan perekaman,” tambah dia.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita SS yang turut hadir memantau pelaksanaan #GISA kemarin, mengapresiasi animo yang tinggi dari masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan.
Menurut Mia, sapaannya, hal seperti ini penting dan merupakan salah satu hal yang mendasar untuk masyarakat.
“Masyarakat itu sebetulnya memang perlu pelayanan yang di luar jam kerja. Kedepannya kami akan analisa kembali, sepenting apa, efeknya bagaimana, terhadap sistem data administrasi. Sebab bagaimana pun data administrasi ini merupakan dasar kami untuk menentukan sasaran kebijakan,” tandasnya. (ian/van)