MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ribuan jamaah memadati RT/RW 01 Desa Petungsewu Kecamatan Dau, Selasa (22/8) malam. Jamaah yang merupakan warga sekitar Kecamatan Dau datang untuk menghadiri acara 1 Muharram dan HUT ke-78 Kemerdekaan RI. Menariknya, warga kompak bergotong royong untuk bisa menggelar pengajian dengan menghadirkan Gus Miftah.
Ketua Panitia Acara, Nurul Wahyudi mengatakan, acara tersebut baru pertama kali bisa mengundang tokoh nasional. Dalam hal ini menghadirkan Gus Miftah, ulama dengan nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman. Berpenampilan rambut gondrong, Gus Miftah adalah pimpinan Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta.
“Acara ini digelar hasil kerjasama antar jamaah tahlil, perangkat desa dan masyarakat RT/RW 01 Desa Petungsewu Kecamatan Dau,” ujar Nurul Wahyudi, kepada Malang Posco Media usai acara.
Dikatakannya, jamaah yang hadir ditaksir mencapai 6 hingga 7 ribu orang. Mereka berasal dari seluruh desa yang ada di Kecamatan Dau. Jamaah dengan khidmat duduk bersila di atas alas yang sudah disiapkan panitia. Alas dari karpet itu digelar memanjang sekitar 400 meter. Hadir juga Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, perangkat desa, dan aparat TNI-Polri.
Acara ini, menurut Wahyudi, telah disiapkan sejak dua tahun yang lalu, hingga akhirnya terlaksana. Acara ini juga berkat biaya bantuan dari masyarakat RT 01 juga. Sedangkan, jadwal untuk menghadirkan Gus Miftah baru didapat satu bulan sebelum acara.
“Dalam pengajian, kami menghadirkan tokoh taraf nasional baru pertama kali ini. Biasanya, kami mengundang kiyai lokal atau dari daerah Jawa Timur,” urainya.
“Persiapan warga, karena kami punya satu mimpi untuk menyukseskan acara, semuanya bergotong royong, kompak. Mengenai biaya, kami yang punya rezeki, kami sisipkan, lalu dikumpulkan selama dua tahun,” sambung Wahyudi.
Lebih lanjut, Wabup Malang, Didik Gatot Subroto dalam sambutannya mengapresiasi acara tersebut. “Atas nama pemerintah, apresiasi yang tinggi kepada masyarakat dan perangkat desa yang kompak mendukung acara malam ini,” ucapnya.
Wabup berharap, wujud kebersamaan dan gotong royong masyarakat Desa Petungsewu dapat tetap dipelihara. Pada kesempatan itu, Didik juga menyampaikan, agar masyarakat tetap menjaga persatuan dalam situasi tahun politik.
“Masyarakat tetap rukun bersatu di saat tahun politik. Karena melalui persatuan, kita dapat membangun negara dan terciptanya keadilan sosial,” sambungnya.
Sementara itu, dalam satu bagian cerahamahnya tentang kemerdekaan, Gus Miftah menyampaikan, tantangan Indonesia pada saat bonus demografi bakal semakin bertambah. Sehingga, dijelaskannya, peluang kerja semakin kecil karena saingan semakin banyak. Karena itu, Gus Miftah berharap masyarakat untuk kreatif di era digital.
“Ada tiga kemampuan yang dapat kita isi untuk kemerdekaan. Pertama skill. Kedua mindset atau pola pikir, dan yang ketiga atittude,” tuturnya memberi pesan perjuangan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ini.
“Proses panjang kemerdekaan ini, tentu hasil tetesan darah dan keringat, bahkan korban jiwa. Namun semua perjuangan itu intervensi dan berkat Rahmat Allah kita merdeka hingga 78 tahun. Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari intervensi oleh Allah SWT. Manusia itu bukan karena kemampuannya, tapi dia mampu karena Allah SWT,” tuturnya.
Gus Miftah juga mengatakan, yang dibutuhkan bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan itu, menahan diri dan mencegah. Dicontohkannya, menahan dan mencegah penyelewengan tanggung jawab. Pejabat memberikan contoh yang baik kepada rakyat. Jadi pejabat yang bertanggung jawab sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pejabat. Gus Miftah juga berpesan agar masyarakat tetap bersatu di tahun politik. (den/bua)