MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Berkat niat suci para pendirinya, serta tekad besar para penerusnya, kini Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang berkembang pesat. Bahkan sekarang sudah ada tiga lembaga pesantren yang tersebar hingga daerah Kabupaten. Yakni, Pondok Pesantren Nurul Ulum 1 Kebonsari Kota Malang, Pondok Pesantren Nurul Ulum 2 Kidul Dalem Kota Malang dan Nurul Ulum 3 Kabupaten Malang.
Ketiganya berkembang pesat. Masing-masing memiliki pengasuh, yang tidak lain semuanya merupakan anak cucu dari almarhum KH. Muhammad Syifa’ dan Ibu Nyai Rohmah Nor, pendiri Pondok Pesantren Nurul Ulum.
Pondok Pesantren Nurul Ulum 2 awalnya merupakan rumah Almarhum KH. Ahmad Dahlan (Orang Tua KH. Ahmad Suyuthi Dahlan) yang berada di Jl. Zainul Arifin IV Kelurahan Kidul Dalem (timur Kantor Bupati Malang) dan beberapa tanah wakaf disekitarnya dan pada tahun 2016 yang lalu dimulailah menerima santri Putri berjumlah 50 orang.
Ponpes Nurul Ulum 2 saat ini diasuh oleh putra KH. Ahmad Suyuthi Dahlan dan ibu Nyai Hj. Kholifatuz Zahroh yang bernama Gus H. Ahmad Musyafa’ dan Ning Hj. Nafisah yang pada tahun 2019 ini sudah tinggal bersama 225 orang santri.
Sedangkan Pondok Pesantren Nurul Ulum 3 ini merupakan salah satu cabang dari Nurul Ulum 1 yang berada di Dusun Ngadilakung Jalan Lingkar Barat Kepanjen Kabupaten Malang yang pada saat ini sudah mulai pembangunan dan pengembangan. Salah satu keunggulan dari Nurul Ulum 3 ini adalah memiliki tanah yang luas sampai dengan 6 Hektar.
Gus Ali Musthofa dan Hj. Khulashotul Aini sebagai pengasuh dari Pondok Pesantren Nurul Ulum 3 ini merencanakan akan berdiri sebuah Pondok Pesantren yang nanti para santrinya fokus pada menghafal Al Quran dan memiliki keahlian dibidang Agrobisnis. Dan saat ini Pesantren ini bernama Assa’idiyah.
Salah satu putra almarhum KH. M. Kamal Fauzi Syifa’, Pengasuh Ponpes Nurul Ulum 1, A. Musthofa Zamzami, M.Pd mengatakan, motivasi membangun dan mengembangkan Pesantren Nurul Ulum dari dulu tidak pernah berubah. Sesuai dengan tekad dan visi misi para pendiri. “Motivasi kami mengembangkan pesantren ini adalah untuk agama. Untuk menyebar dawah Islam melalui dunia pendidikan,” katanya.
Gus Azam, sapaannya, mengungkapkan, meskipun sudah ada tiga pesantren Nurul Ulum, namun semangat dan tekadnya sama. Kebersamaan dan kekompakan tiga pesantren ini tetap terjaga dengan saling komunikasi bahkan kolaborasi.
Menurutnya, hal itu karena para pengasuh tiga pondok pesantren ini tetap menjaga wasiat dari Ibu Nyai Rohmah Nor. “Ada wasiat khusus dari Bu Nyai Rohmah, untuk kami semua. Beliau dawuh, agar anak cucu beliau harus tetap rukun, rukun, rukun dan bersatu. Itu nasehat beliau. Dan akan tetap pegang teguh sebagai azimat dan kami wariskan untuk generasi selanjutnya,” terangnya.
Wasiat tersebut begitu berarti bagi perkembangan Nurul Ulum. Karena kata Gus Azam, di setiap lembaga atau yayasan pasti ada masalah. Pasti ada konflik internal. Maka pesan dari Bu Nyai Rohmah selalu menjadi energi positif untuk menjaga persatuan di lingkungan Nurul Iman. “Konflik itu sudah biasa. Tapi sebisa mungkin kita tidak pecah. Maka wasiat dari Mbah Nyai selalu kami ingat,” imbuhnya.
Nurul Ulum sudah ada tiga. Tapi ketiga lembaga ini terus menjalin komunikasi. Setiap ada acara saling mengundang. Di struktural yayasan ada nama-nama dari tiga lembaga ini. Supaya satu sama lain saling menjaga persatuan. Bahkan guru-guru atau asatidz di tiga pondok ini saling mengajar. Baik di lembaga formal maupun diniyahnya. “Demikian cara kami menjaga persatuan ini. Semoga Nurul Ulum semakin berkembang dengan tetap menjaga persatuan dan silaturahmi yang baik satu sama lain,” pungkasnya. (imm/udi)