spot_img
Wednesday, April 24, 2024
spot_img

Waspada, Banjir Tetap Jadi Ancaman

Berita Lainnya

Berita Terbaru


MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Banjir menjadi ancaman bencana hidrometeorologi di wilayah Kota Batu. Terutama memasuki musim penghujan sejak Oktober 2022 hingga April 2023. Dalam rangka Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Kota Batu pada musim hujan tahun 2022/2023, Pemkot Batu menggelar apel gabungan pada Kamis (3/11) di Balai Kota Among Tani Batu.

Pada apel yang dipimpin oleh Danrem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Inf Mohammad Imam Gogor Agnie Aditya menyampaikan bahwa Kota Batu akan mengalami puncak musim hujan pada Januari 2023. Berkaca dari tahun lalu, Kota Batu termasuk wilayah dengan indeks resiko bencana sedang.

“Untuk menanggulangi resiko bencana, dibentuk Tim Komando Penanggulangan Bencana Kota Batu yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Serta menyiapkan SDM dan sarana yang ada,” ujar Danrem 083 Baladhika Jaya.

Selain itu juga Ia meminta agar dilakukan koordinasi untuk mengkaji, mengidentifikasi dan aktivasi pos komando siaga darurat bencana, melakukan pengecekan kesiapan dan penyediaan bahan. Serta menjalankan patroli susur sungai, perempesan/pemotongan pohon, dan pemeliharaan/penguatan bangunan milik pemerintah.

Tidak hanya itu, untuk menjaga perekonomian, Gogor mengarahkan untuk melakukan stabilisasi harga komoditas pangan akibat bencana dan cuaca ekstrim, simulasi. Penting pula dilakukan gladi dan latihan terpadu menghadapi bencana dan penggunaan belanja tidak terduga untuk mengatasi dampak ekonomi karena bencana.

“Begitu juga untuk masyarakat yang ada di lereng gunung atau dataran rendah jika terjadi hujan intensitas lebat durasi lebih dari 1 jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter. Maka segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman,” bebernya.

Usai mengikuti apel gelar pasukan, juga digelar diskusi untuk memperingati bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Sosialisasi Penanggulangan Bencana oleh BPBD Kota Batu. Kegiatan diikuti oleh Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko bertujuan untuk mengevaluasi dan mengantisipasi potensi terjadinya bencana di Kota Batu.

Disampaikan Dewanti bahwa pada November 2021 lalu Kota Batu mengalami tragedi banjir bandang. Peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi Kota Batu dalam penanganan kebencanaan.

“Pemkot Batu terus berkomitmen untuk membangun tata ruang kota berbasis pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan, mendukung kegiatan agribisnis, meningkatkan aksesibilitas dan transportasi serta melestarikan hutan lindung,” ujar Dewanti.

Komitmen itu diwujudkan melalui beberapa program. Meliputi Shinning Brantas, restorasi pohon, Desa Berseri, Sabers Pungli, Desa dan Kelurahan tangguh bencana. Program Pemerintah Kota Batu tersebut untuk memperkuat mitigasi bencana.

Sementara itu Sekretaris Utama BNPB, Dr. Lilik Kurniawan, menambahkan bahwa pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan begitu resiko terjadinya dan penanganan bencana akan lebih mudah dilakukan.

“Dalam mewujudkan daerah yang tangguh bencana semua elemen harus bahu membahu menjaga lingkungan. Sehingga resiko terjadi dan penanganan bencana akan lebih mudah dilakukan. Ketika kolaborasi dan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan dilakukan, maka generasi anak cucu bisa jauh dari bencana yang diakibatkan kerusakan lingkungan,” pungkasnya. (eri)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img