MALANG POSCO MEDIA-Hujan mulai mengguyur. Malang Raya kembali awasi peta rawan bencana. Edukasi dan mitigasi bencana pun diaktifkan. (baca grafis).
Di Kota Malang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan warga tingkatkan kewaspadaan.
Kepala BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan pihaknya, melalui Pusdalops BPBD Kota Malang sudah menginformasikan peringatan dini tiga hari.
“Kita informasikan setiap hari. Prediksi cuaca dan juga peringatan dini bencana pada kawasan-kawasan rawan bencana,” jelas Prayitno sebagai upaya mitigasi.
Pihaknya sudah mulai mengaktifkan kader kelurahan tangguh. Jika terjadi hujan, perangkat wilayah akan memonitor masing-masing wilayah dan melaporkan per menitnya. Perangkat Early Warning System (EWS) juga disiagakan.
Beberapa bulan belakangan, pelatihan ketrampilan dan tanggap bencana digalakkan. Terutama kepada anak-anak sekolah dan perangkat wilayah dan warga setempat.
“Kita beri pelatihan pemetaan bencana, lalu di sekolah-sekolah dilakukan simulasi bencana beberapa bulan terakhir ini,” jelas mantan Camat Kedungkandang itu.
Selain banjir, bencana lain seperti longsor juga menghantui. Kawasan rawan atau langganan longsor biasanya berada di kawasan berdempatan dengan sungai. Atau DAS Brantas.
Menurut catatan Malang Posco Media, kawasan rawan longsor di antaranya di Jalan Gempol Kecamatan Sukun, pemukiman kawasan Jalan Muharto (dekat sungai), hingga kawasan Bareng.
“Karena hujan juga disertai angin kencang, pohon tumbang juga patut diwaspadai. Hindari berkendara dalam kondisi hujan angin. Berhenti dulu tapi jangan berteduh di bawah pohon,” papar Prayitno.
Peringatan BPBD ini bukan tanpa sebab. Rabu (25/10) kemarin usai hujan lebat mengguyur kawasan Kota Malang sebuah pohon tumbang di Jalan Kesatrian (dekat perempatan SKI Rampal) sekitar pukul 15.00 WIB. Tidak ada korban jiwa, petugas langsung mengevakuasi pohon tumbang.
Pemkab Malang juga mengimbau warga agar makin waspada.
Sebab peralihan musim kemarau ke penghujan tahun ini diprediksi mundur. Meski begitu, mitigasi ancaman bencana di Kabupaten Malang jelang pancaroba tetap dilakukan. Titik rawan bencana hidrometeorologi mulai dari banjir, tanah longsor dan tanah gerak, dan angin kencang dipetakan.
“Menurut BMKG masih Desember atau November akhir. Kalau ancamannya tetap angin kencang, banjir dan longsor,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan saat dikonfirmasi, kemarin.
Menurut penuturannya, lokasi yang diwaspadai masih sama dengan beberapa waktu terakhir. Sebab saat ini tak bisa diprediksi perpindahan tingkat kerawanannya. “Tetap seperti sebelumnya,tidak ada perubahan. Untuk tanah gerak prinsipnya sama dengan longsor. Juga adanya pergeseran,” kata dia.
Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Malang Zainuddin menyampaikan langkah mitigasi telah dilakukan. Mulai penyebarluasan informasi hingga pembententukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
Pembentukan FPRB ditargetkan pada target desa tangguh bencana. Di antaranya Desa Jatiguwi Sumberpucung, Desa Mulyoagung Dau, Desa Jombok Ngantang, dan Sumberpetung Kecamatan Kalipare.
” Sementara sudah pemasangan rambu evakuasi pada empat desa tersebut,” tambah dia.
Namun demikian forecaster BMKG Stasiun Klimatologi Jatim Iis Winarsih mengatakan ada kemungkinan kemarau lebih panjang. Sehingga pancaroba akan mengalami kemunduran. “Untuk wilayah Malang diprakirakan masuk musim hujan pada November dasarian (sepuluh hari) kedua pada daerah Pujon dan Ngantang. Sedangkan wilayah lain diprakirakan masuk musim hujan pada November dasarian tiga,” jelas Iis.
Di Kota Batu juga seperti di Kota Malang dan Kabupaten Malang. “Bencana longsor dan banjir perlu diwaspadai di Kota Batu. Karena itu berbagai persiapan telah dilakukan oleh Pemkot Batu dalam bal ini BPBD dan juga warga Kota Batu,” jelas Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.
Ia menyampaikan persiapan yang telah dilakukan BPBD seperti pemetaan daerah rawan longsor dan banjir. Dari hasil dari pemetaan beberapa daerah yang rawan longsor seperti di Kecamatan Bumiaji meliputi Desa Sumber Brantas, Tulungrejo, Gunungsari, Sumbergondo.
Selain itu, satu titik berada di kawasan Payung Kelurahan Songgokerto Kecamatan Batu. Termasuk di wilayah Malang Barat seperti sepanjang jalur Pujon, Ngantang dan Kasembon.
“Sedangkan untuk daerah rawan banjir di daerah padat penduduk seperti Kelurahan Ngaglik, Sisir dan Temas. Juga di seluruh sepadan aliran Sungai Brantas yang dihuni warga. Kemudian untuk bencana puting beliung berpotensi di seluruh Kota Batu,” bebernya.
Sedangkan bencana yang terjadi di Kota Batu mulai Januari – September 2023 didominasi bencana longsor di urutan tertinggi, kemudian angin kencang dan kebakaran rumah atau gudang.
Untuk mengantisipasi potensi bencana, BPBD Kota Batu telah memberikan edukasi kepada masyarakat agar memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang kebencanaan.
Pihaknya mencatat bahwa saat ini di 24 desa/kelurahan di Kota Batu telah berstatus Desa Tanggap Bencana (Destana).
Serta pihaknya melakukan pemasangan 11 EWS yang rata-rata ditempatkan Kecamatan Bumiaji seperti di Desa Gunungsari, Desa punten dan Desa Sumber Brantas.
“Kami juga akan menggelar apel darurat bencana menghadapi musim penghujan. Nantinya apel bersama beberapa SKPD dilakukan penekanan untuk merubah dari penanganan yang responsif menjadi preventif,” pungkasnya. (ica/tyo/eri/van)