spot_img
Sunday, May 5, 2024
spot_img

Waspadai Keputihan Abnormal, Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Serviks

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Dr. dr. Tricia Dewi Anggraeni Sp.OG Subsp.Onk(K), dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di RS Cipto Mangunkusumo FK UI, menyarankan agar setiap wanita selalu waspada terhadap gejala keputihan karena bisa menjadi tanda awal dari infeksi virus yang dapat menyebabkan kanker serviks.

“Yang diperhatikan keputihan apapun itu tidak sembuh, tetap berlanjut kalau engga diobati, apalagi disertai dengan bau yang tidak sedap, anyir, gatal, perih itu harus memeriksakan diri,” ucap Tricia dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (3/10).

Dokter Tricia menyampaikan bahwa gejala khas kanker serviks biasanya hanya keputihan yang memiliki bau tidak sedap karena infeksi virus. Banyak wanita yang kurang peka terhadap keputihan ini dan sering menganggapnya biasa, sehingga saat mereka datang berobat, kondisinya sudah pada tahap lanjut.

Secara garis besar, Tricia menekankan bahwa vagina memiliki bakteri bermanfaat seperti lactobacillus, sama seperti di usus, yang bertugas menjaga keseimbangan asam dan PH vagina. Apabila terjadi perubahan asam akibat infeksi, bakteri dan jamur lainnya bisa menjadi aktif, menyebabkan sensasi perih, gatal, serta perubahan pada konsistensi cairan putih yang dikeluarkan.

“Pada kondisi asam sekitar vagina berubah maka bakteri yang tadinya diam mulai bereaksi, kalau jamur timbul rasa gatal, kalau bakteri agak perih, bentuknya juga beda, kalau jamur putih kental kalo bakteri putih susu basi. Dan dia warnanya beda, berbau dan tidak hilang kalau tidak diobati,” katanya.

Dokter yang lulus dari Universitas Indonesia menegaskan bahwa di antara berbagai jenis keputihan yang mungkin dialami wanita, yang paling mencemaskan adalah kemungkinan adanya kanker leher rahim atau serviks. Kanker serviks memiliki beberapa tingkat risiko, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

Tipe HPV yang paling sering ditemukan pada pasien kanker serviks adalah HPV 16 dan 18. Jika seseorang teridentifikasi mengandung virus ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan menggunakan metode cocor bebek untuk mengamati leher rahim.

“Bagi yang sudah pernah melakukan pemeriksaan virus HPV ada 16 dan 18 harus lebih aware karena sudah terjadi perubahan pada leher rahimnya, taunya ya harus periksa ke dokter,” saran Tricia.

Salah satu faktor risiko terinfeksi human papilloma virus (HPV), yang dapat menyebabkan keputihan, adalah aktivitas seksual. Ditambah lagi, wanita yang sering melahirkan dapat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks, khususnya jika virus HPV 16 dan 18 ditemukan di leher rahim mereka.

Dokter Tricia menambahkan, pada umumnya, keputihan atau cairan putih yang dikeluarkan dari vagina dianggap sebagai hal yang normal, tergantung pada siklus hormonal atau kondisi emosional wanita, seperti menjelang atau sesudah menstruasi, masa kehamilan, atau saat merasa lelah. Keputihan jenis ini biasanya berwarna cerah atau kuning muda, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal.

Sementara keputihan yang tidak normal bisa dibedakan dari infeksi seperti penyakit yang disebabkan karena hubungan seksual, atau bakteri dan jamur yang berkembang di sekitar vagina akibat asam atau PH yang berubah. Perubahan itu ditandai dengan rasa gatal, cairan putih kental dan berbau.

Selain itu, keputihan juga ada yang tidak berhubungan dengan infeksi seperti orang tua yang sudah menopause karena dinding vagina yang menipis, dan orang yang meminum antibiotic dalam jangka waktu yang lama sehingga jamur di vagina menjadi dominan.

Ia mengatakan setiap wanita bisa berisiko terkena kanker serviks, maka ia menyarankan untuk tidak ragu memeriksakan diri setidaknya setahun sekali dan membiasakan hidup sehat serta setia pada satu pasangan. Jika ada keluhan keputihan segera datang berobat dan jangan menolak jika ada pemeriksaan tambahan agar tidak terjadi kesalahan diagnosis. (ntr/mpm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img