.
Friday, November 8, 2024

Weekend Story; Juara Fashion Show Tekuni Tari

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Disabilitas Tunarungu Model Berprestasi: Menyandang disabilitas tunarungu bukan hambatan berprestasi. Desy Ramadhani Maghfiroh Ayu Putri membuktikannya. Ia  model dengan sederet prestasi. 

- Advertisement -

MALANG POSCO MEDIA- Tidak ada batas dan hambatan bagi seseorang yang ingin meraih cita-cita. Hal ini dibuktikan Desy Ramadhani Maghfiroh Ayu Putri yang menyandang disabilitas tunarungu.

Gadis kelahiran Surabaya tahun 2000 ini seorang model. Ia punya jejak prestasi gemilang. Ini dibuktikannya sampai menjadi delegasi Indonesia di ajang Pelita Mice di Konjen Republik Indonesia Istanbul Turki 23-30 November 2021 lalu.

Perempuan yang akrab disapa Fira ini memulai karirnya itu sejak taman kanak-kanak (TK). Dia memang sangat gemar berlanggak lenggok di depan cermin, sembari melihat dirinya seolah berjalam di atas panggung.

“Saya memang suka berlenggak-lenggok saat sejak kecil. Dulu belajarnya di depan cermin, dan suka ikut event fashion show begitu,” ceritanya.

Fira lahir dalam kondisi normal. Dari cerita sang ibu Esti Yuniarti, kejadian bermula saat dirinya bayi.  Saat itu ia diberikan minuman ASI oleh perawat. Karena kurang hati-hati, Fira tersedak akibat ASI masuk ke paru-parunya.

“Kemudian saya dirawat dengan bantuan oksigen. Mungkin karena tekanan yang terlalu tinggi, ini berdampak ke saraf pendengaran saya. Mama saya baru tahu ketika saya berumur satu tahun,” jelasnya.

Ia akhirnya harus mendapatkan pelajaran melalui lembaga pendidikan luar biasa. Memulai pendidikan formal di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Mulia sejak usia lima tahun.

Dari situlah karir modeling Fira mulai tumbuh dengan prestasi pertama diraih  tahun 2012 saat sekolah di SDN Patemon 2 Surabaya. Fira semakin percaya diri berkespresi.  Selain mendalami dunia fashion show di atas catwalk juga menekuni tarian tradisional dan photo shoot.

“Saat itu saya juga sempat menampilkan Tari Remo dalam sebuah acara Seminar Pencegahan Pelecehan Seksual pada Individu

Special Needs. Dan saat itu saya juga semakin tertarik di dunia tari tradisional,” tutur Fira.

Ia berharap ini bisa menjadi momentum semakin berkarya dan berprestasi di dunia fashion dan tari. Dengan tidak membatasi diri sebagai seorang tuna rungu.

“Alhamdulillah, saya sampai pernah diajak menjadi juri dalam Lomba Model Batik Fashion 2022 di Gerkatin kabupaten Malang. Ini menjadi semangat dan motivasi saya terus berkarya dan melestarikan budaya tari tradisional,” katanya. (rex/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img