Malang Posco Media – Beberapa hari ini, Kota Malang bersama dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu termasuk dalam wilayah kategori PPKM Level 3. Hal itu seiring dengan melonjaknya kasus konfirmasi positif Covid-19. Terlebih, berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Malang per 15 Februari, tambahan kasus positif Covid-19 tembus 612 kasus dalam satu hari. Hal itu berimbas pada wisata tematik di Kota Malang yang memilih tutup.
Tren kenaikan kasus itu pun membuat Pemerintah Kota Malang mengambil beberapa upaya meminimalisirnya. Termasuk untuk sektor wisata, pemerintah melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang memberlakukan pembatasan di tempat wisata sebanyak 50 persen. Meski begitu, kata Ida, khusus untuk wisata tematik di Kota Malang, ada kesadaran dari masing-masing pengelola wisata yang memilih untuk tutup.
“Untuk wisata sebetulnya diperbolehkan buka. Tapi, di Kota Malang memang pengelola kampung-kampung tematik itu sudah memiliki kesadaran diri. Jadi mereka memilih tidak buka,” ujar Kepala Disporpar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni kepada New Malang Pos, kemarin.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 10 tentang PPKM Jawa-Bali, untuk daerah dengan kategori level 3, tempat-tempat wisata masih diperbolehkan buka namun dengan pembatasan. Yakni maksimal kunjungan sebesar 50 persen.
Untuk wisata-wisata tematik di Kota Malang sejauh ini jumlah kunjungan wisatawan memang masih belum bisa maksimal seperti saat sebelum pandemi. Namun, untuk wisata-wisata tematik yang cukup dikenal di Kota Malang memang tampak mulai ada kunjungan lagi. Sehingga dirasa perlu untuk diterapkan pembatasan.
“Seperti Kampung Kayutangan Heritage, Kampung Tridi, Kampung Warna-warni dan lainnya itu saat ini tutup,” jelas Ida Ayu.
Sedangkan untuk wisata lain non tematik, seperti Hawai Waterpark, Ida mengatakan masih buka dan beroperasional namun juga ada pembatasan. Ia mengapresiasi langkah Hawai Waterpark yang cukup ketat memberlakukan protokol kesehatan di tempat wisata yang dikelolanya.
“Kalau Hawai itu buka, tapi Prokesnya sangat ketat. Aplikasi PeduliLindungi juga sudah diterapkan di situ. Mereka bahkan membatasi sendiri, kalau aturan itu 50 persen, mereka menerapkan 25 persen. Inisiatif mereka, karena kalau terjadi sesuatu yang rugi, ya mereka sendiri,” tutupnya.
Secara umum, wisatawan yang datang ke Kota Malang juga dinilainya masih relatif rendah. Hal itu terlihat juga dari tingkat okupansi perhotelan, yang mana sebagian besarnya didominasi dari tingkat kunjungan untuk kegiatan atau acara di hotel.
“Okupansi hotel memang mereka terdongkrak dari kegiatan MICE (Meeting, Incentives, Convention and Exhibition). Itu pun belum tinggi lah karena ada kelambatan,” tutupnya. (ian/aim)