MALANG POSCO MEDIA-Aliran uang mengalir deras selama libur tahun baru di Malang Raya. Nilai transaksi tamu hotel tembus ratusan miliar hanya dalam hitungan hari. Belum lagi wisata dan belanja oleh-oleh maupun kuliner.
Kota Batu salah satu contohnya. Ekonomi bergeliat. Itu terlihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Kota Batu. Bukan hanya berkunjung wisatawan juga menginap di hotel, berbelanja oleh-oleh produk UMKM lokal dan menikmati kuliner.
“Kunjungan wisatawan selama libur natal dan tahun baru (nataru) di Kota Batu meningkat. Ini karena pandemi Covid-19 telah tertangani. Apalagi Presiden Jokowi telah mencabut aturan PPKM,” jelas Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq.
Disparta memprediksi kunjungan wisatawan selama nataru mencapai 250 ribu orang. Prediksi tersebut mengacu dari kunjungan sebelum pandemi Covid-19.
“Secara tidak langsung uang yang berputar di berbagai sektor sangat luar biasa. Misalkan saja setiap orang yang menginap untuk berlibur ke Kota Batu per hari mengeluarkan biaya minimal Rp 500 ribu. Artinya sekitar Rp 125 miliar uang berputar selama libur Nataru,” bebernya.
Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan okupansi hotel selama libur nataru rata-rata mencapai 90 persen. Bahkan saat malam tahun baru beberapa hotel okupansinya bisa mencapai 100 persen.
“Jadi rerata okupansi hotel di Kota Batu ya tembus 90 persen lebih dari total sekitar 3.000 kamar. Tidak hanya itu saja, saat high season harga hotel juga naik antara 50-100 persen. Dengan harga standar hotel mulai dari Rp 500 ribu,” paparnya.
Dari data yang didapat Malang Posco Media, kunjungan wisata Kota Batu mencapai 24.032 orang pada 31 Desember 2022. Jumlah tersebut terakumulasi di 13 tempat wisata besar sepeti Jatim Park Group, Selecta, Paralayang hingga Songgoriti.
Sedangkan untuk harga tiket masuk tempat wisata di Kota Batu mulai Rp 25 ribu – Rp 150 ribu. Dengan begitu untuk perkiraan uang yang berputar selama sehari dari total wisatawan dengan harga tiket terendah Rp 25 ribu dikalikan 24.032 sejumlah Rp 600,8 juta.
Sedangkan perkiraan uang berputar dengan harga tiket tertinggi Rp 150 ribu x 24.032 mencapai Rp 3,6 miliar.
Kemudian dari perhotelan, okupansi pada malam tahun baru mencapai 90 persen atau terisi 2.700 kamar dari total 3.000 kamar. Jika dihitung untuk harga kamar saat malam tahun baru naik 100 persen atau Rp 1 juta dari harga normal mulai Rp 500 ribu, maka uang berputar mencapai Rp 2,7 miliar dalam semalam.
Di Kota Malang, pendapatan pelaku jasa usaha wisata naik signifikan di pengujung rahun 2022. Pasalnya miliaran rupiah bisa diraup dalam satu hari.
Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki menjelaskan perhitungan untuk pendapatan atau perputaran uang pada hotel-hotel di Kota Malang diperkirakan sangat baik.
“Kalau perhitungannya berapa itu kan tergantung hotel masing-masing. Karena rate room pasti berbeda-beda. Yang jelas bisa dilihat dari tingkat okupansinya dan rata-rata harga roomnya saja,” tegas Agoes kepada Malang Posco Media, Minggu (1/1) kemarin.
Dijelaskan Agoes, rata-rata okupansi hotel-hotel yang ada di Kota Malang berada di angka 80 persen sejak 25 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023. Meski dikatakannya ada pula yang mencapai 90 persen lebih.
Agoes menjelaskan okupansi rata-rata di angka 80 persen ini saja menunjukan perhitungan pendapatan yang signifikan. Dikatakannya, tercatat ada 4.255 kamar hotel yang tersedia selama libur nataru di Kota Malang. Jika dihitung dari rata-rata okupansinya saja, maka tinggal dilihat rata-rata harga kamar.
Menurut penulusuran Malang Posco Media, melalui beberapa platform aplikasi jasa usaha wisata seperti Traveloka dan Tiket.com, rata-rata rate/harga kamar hotel besar di Kota Malang menyediakan mulai Rp 500 hingga Rp 1 juta lebih.
Maka dari itu jika dihitung dari harga tertinggi (Rp 1 juta per kamar) dengan tingkat okupansi 80 persen, maka dalam satu hari secara akumulatif hotel-hotel di Kota Malang menghasilkan Rp 4 miliar. Jika dihitung sejak 25 Desember (libur natal) hingga kemarin (1 Januari 2023), maka pendapatan yang diraup bisa Rp 32 miliar.
“Belum harga room saja, biasanya hotel-hotel juga punya program lain seperti pesta tahun baru di luar kamar ya untuk harganya. Nah ya jadi bisa lebih,” tegas Agoes.
Menurut Agoes hal ini dapat dijadikan tolok ukur kembali bangkitnya wisata di Kota Malang. Kota Malang, diakuinya memang tidak banyak memiliki tempat wisata khusus. Akan tetapi banyak hotel yang berada di Kota Malang.
Pelaku jasa pelayanan hotel dan wisata, diyakini Agoes akan semakin berkembang di 2023 dan tahun mendatang. “Jika dibandingkan dengan sebelumnya saat pandemi tentu sangat jauh. Rata-rata okupansi hotel saja sudah 80-an persen. Dibandingkan sebelumnya ada yang di bawah 50 persen. Jadi ini sudah memperlihatkan tren sangat baik,” ungkap Agoes.
Diketahui pula, beberapa hotel di Kota Malang pun tercatat masih memperlihatkan okupansi diatas 60 persen bahkan setelah 1 Januari 2023. Hal ini menunjukan warga masih memilih Kota Malang untuk berwisata dalam waktu yang lama.
Sementara itu di Kabupaten Malang juga panen. Ketua PHRI Kabupaten Malang Wahyu Indriyanti mengatakan dibandingkan tahun sebelumnya, kunjungan wisata tahun ini lebih banyak.
Seiring dengan meningkatnya tamu hotel dan jumlah wisatawan tersebut, pendapatan hotel naik drastis di tahun ini.
“Itu baru hotel. Belum tempat wisata restoran, dan pusat oleh-oleh. Saya memperkiratan perputaran uang di musim pergantian tahun ini mencapai Rp 7 miliar,’’ ungkap Ria, sapaan akrab Wahyu Indriyanti.
Hitungan itu dijelaskan Ria pertama perputaran uang di bisnis hotel. Dia mengatakan di Kabupaten Malang ada puluhan hotel. Mulai bintang satu sampai bintang empat. Jumlah kamar sekitar 4.200. Saat pergantian tahun 80 persen kamar terisi. Yaitu sekitar 3.360 kamar.
“Jika satu kamar biaya sewanya rata-rata Rp 1.5 juta, maka pendapatan dari hotel mencapai Rp 5.040.000.000,’’ urainya. Namun demikian, banyak hotel yang biaya sewa kamarnya lebih dari itu. Bahkan ada yang satu kamar harga sewanya Rp 9 juta, dan itu sold out.
Termasuk di hotel yang dikelolanya, yaitu Hotel Waringin Anom Lawang. Pergantian tahun kemarin pendapatan hotelnya naik 200 persen. Dari hari biasa pendapatannya Rp 10 juta, kemarin mencapai Rp 30 juta.
Sementara itu General Manager Hotel Solaris Irul Khusaini mengatakan pihaknya memiliki 103 kamar. Dengan kelas standart family, deluxe dan deluxe sweet. Harga sewanya Rp 1,2 juta – Rp 1,8 juta. “Hanya ada tiga kamar yang tersisa di hari Sabtu (31/12) lalu. Pendapatan kami sekitar 50 juta di hari itu,’’ tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan Marketing & Brand Manager Shanaya Resort Malang Gitvy Fitria Martehasary. Dia mengatakan Shanaya Resort Malang memiliki 89 kamar. Semuanya full sejak dua minggu sebelum akhir tahun.
“Kita paling murah Rp 2.090.000 dan tertinggi di Rp 9.000.000. Terdapat 89 kamar, semuanya full,’’ katanya.
Disinggung pendapatan yang diperoleh saat hari pergantian tahun, Gitvy enggan menjawab. Tapi yang jelas, dari fakta yang dijelaskan telah melebihi target. (eri/ica/ira/van)