MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN T) oleh Tim mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) benar-benar memberikan manfaat dan berdampak langsung kepada masyarakat.
KKN T melibatkan 14 mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) terdiri dari Prodi Arsitektur 4 mahasiswa, Teknik Geodesi 9 mahasiswa, dan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) satu mahasiswa. Hasilnya, menghasilkan site plan wisata yang diberi nama ‘Tebing Lowo’ di Desa Pongangan, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, dan dipresentasikan pada focus group discussion (FGD) antara pihak kampus, pemerintah desa, dan masyarakat setempat.
Dekan FTSP, ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT., menyatakan, desain atau site plan wisata desa merupakan kerja sama antara FTSP ITN Malang dengan Desa Pongangan.
Ia menjelaskan, saat FGD akhir yang dihadiri Kaprodi Arsitektur S-1 ITN Malang, Ir. Gaguk Sukowiyono, MT., dan beberapa dosen FTSP lainnya dengan pihak desa telah terlaksana dengan lancar. Bahkan pihak desa menyetujui desain yang dibuat oleh mahasiswa ITN Malang. Selanjutnya akan berlanjut ke tahap penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa Teknik Sipil S-1 ITN Malang. “Dengan adanya RAB nantinya bisa diajukan sebagai anggaran pembangunan desa tahun depan. Menurut Kepala Desa, rencananya awal tahun depan akan membuka jalur akses menuju ke lokasi tersebut,” jelas Debby saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang, Senin (11/11).
Debby juga menjelaskan, dengan adanya KKN T ITN Malang khususnya FTSP bisa melihat skill mahasiswa dalam mengadopsi secara langsung masukan dari masyarakat dan menuangkannya ke dalam desain. Dari sini mahasiswa akan terlatih dalam mengidentifikasi permasalahan dan menggali potensi di desa, meningkatkan kemampuan adaptasi dengan situasi dan kondisi masyarakat, meningkatkan kepedulian, serta mampu meningkatkan soft skill mahasiswa seperti kemitraan, kerja sama tim, dan lain-lainnya.
“Harapannya study base by project FTSP ITN Malang terus berlanjut. Mahasiswa benar-benar terjun ke lapangan untuk studi langsung, tidak hanya di bangku kuliah. Mereka bisa terlibat langsung di masyarakat, mitra, maupun stakeholder. Nantinya kerja sama tidak hanya dengan desa, tapi juga mitra, dan daerah,” pungkasnya. (hud/udi)