MALANG POSCO MEDIA, MALANG – STMIK Pradnya Paramita (STIMATA) Malang kembali mengantarkan mahasiswanya ke gerbang kelulusan. Sabtu (16/12) hari ini, ada puluhan mahasiswa yang akan dikukuhkan dalam prosesi wisuda periode ke-23 di Hotel Aria Gajayana Malang.
Mereka diharapkan menjadi lulusan yang berdaya saing, memiliki jiwa nasionalisme dan religius. Sesuai dengan visi misi STIMATA. Kampus ini telah merumuskan sebuah misi yang sesuai dengan tantangan dan tuntutan zaman. Sehingga kiprah alumni tidak lagi lingkup regional atau provinsi, tetapi lebih meluas ke kancah nasional hingga internasional.
Itu yang dikatakan Ketua STIMATA Malang, Dr. Tubagus M Akhriza, S.Si., MMSI saat ditemui Malang Posco Media, beberapa waktu lalu. “Karena tantangannya sudah lebih global. Kalau hanya Jatim kita tidak akan berkembang,” katanya.
Dia menjelaskan, visi global STIMATA itu selanjutnya di break down ke pencapaian setiap Program Studi (Prodi). Sehingga lulusan tiap prodi di STIMATA punya ciri khas.
Lulusan Prodi Teknologi Informasi, mereka profesional di bidang infrastruktur Teknologi Informasi (TI). Termasuk di pengaturan komputasinya. Sedangkan lulusan Prodi Sistem Informasi (SI) lebih ke arah data sainsnya.
Keduanya memiliki basic dan keterampilan Artificial Intelligence (AI). Kalau Teknologi Informasi dapat mengembangkan AI ke arah robotika, sensor dan pemrograman hardware sehingga programnya dapat lebih intelijen. “Sementara data-data yang ditangkap oleh sensor diolah oleh mahasiswa Sistem Informasi. Untuk jenjang D3 SI lebih pada pembuatan prototipe aplikasinya. Sedangkan S1 sudah pada sistem analitik,” terang Riza, sapaan akrabnya.
Dengan kompetensi dan keterampilan yang dimiliki, para lulusan STIMATA telah berkiprah di berbagai industri software. Mereka terampil dalam pengembangan perangkat lunak. Sesuai dengan basic keilmuan yang dimiliki.
Namun juga tidak sedikit yang diterima di instansi pemerintah. Ada yang bertugas di Diskominfo dan dinas-dinas lain. Selain itu, juga banyak lulusan STIMATA yang membuka industri sendiri atau menjadi pengusaha.
Riza mengungkapkan, masa tunggu lulusan STIMATA rata-rata enam bulan. Banyak yang kurang dari enam bulan sudah direkrut kerja.
Maka pada kesempatan wisuda kali ini, Riza berpesan agar para lulusan tidak berhenti meningkatkan kompetensi diri mereka. Karena tantangan kedepan lebih komplek.
Era disrupsi telah membuat perubahan yang begitu cepat. Berkembangnya teknologi telah menggantikan sebagian besar tenaga manusia. “Untuk bisa menghadapi itu maka tingkatkan kompetensi yang lebih manajerial. Tingkatkan keterampilan bahasa dan kuasai AI,” tegasnya.
Seperti biasa, STIMATA selalu memberikan penghargaan kepada para lulusan terbaik. Di wisuda kali ini ada dua lulusan terbaik. Yaitu Nanda Setyo Hermawan dari Prodi S1 Teknologi Informasi dan Wahyu Artadianto dari Prodi Sistem Informasi.
Kepada Malang Posco media, Nanda tidak menduga dirinya menjadi lulusan terbaik tahun ini. “Saya tidak menyangka dapat kabar baik ini. Karena dari kampus tidak ada informasi apapun. Tentu saya bersyukur,” katanya.
Dia mengungkapkan, sebenarnya dari awal kuliah memang ada keinginan untuk jadi lulusan terbaik. Hanya saja tidak terlalu ambisi. Kegiatan kuliah mengalir begitu saja. Namun Nanda menjalaninya dengan serius.
Dia juga aktif di organisasi. Di kampus tidak hanya kuliah. Tetapi ada waktu untuk mengembangkan keterampilan dan kecakapan dalam berorganisasi.
“Saya pernah menjabat sebagai Ketua UKM English Club, Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM),” ungkapnya.
Ditanyakan tentang metode belajarnya, mahasiswa asli Malang ini lebih senang belajar bersama. Tidak sendiri atau individualis. Menurutnya, dari kebersamaan itu, satu sama lain saling mengisi dan menguatkan. “Prinsip saya kalau punya ilmu harus dibagi. Dengan begitu selain bermanfaat ilmu kita semakin berkembang,” katanya.
Nanda merupakan lulusan dari program Bidikmisi. Dia lulus tepat empat tahun masa studi. Sebelum kuliah dia sempat bekerja di industri pemrograman di Jakarta selama satu tahun.
Lalu dia memilih untuk kembali ke Malang dan lanjut kuliah. Dan pilihannya jatuh pada STIMATA Malang. “Saya melihat hanya STIMATA yang memiliki jurusan pemrograman komputer yang berkualitas. Maka saya pilih kampus ini, dan berhasil masuk dengan jalur beasiswa bidikmisi,” ucapnya.
Dia menilai STIMATA walaupun kampus kecil tetapi berkualitas. Dosennya kompeten dan profesional, serta mempunyai perhatian kepada mahasiswanya. “Saya merasakan suasana kekeluargaan di kampus ini. Menyenangkan dan membuat semangat belajar,” ungkapnya.
Sebagai lulusan terbaik, Nanda mendapat penghargaan luar biasa dari STIMATA. Dia mendapat kesempatan kuliah S2 di Universitas Gunadarma Jakarta dengan beasiswa penuh. “Alhamdulillah, saya senang sekali. Insyaallah saya ambil kesempatan tersebut,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Wahyu Artadianto, lulusan terbaik dari Prodi System Informasi. Dia kuliah melalui jalur program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Otomatis, kuliahnya tidak sampai empat tahun.
Bahkan Wahyu, hanya menempuh waktu satu tahun untuk lulus sebagai sarjana. “Saya sudah melalui tahapan asesmen yang ketat. Makanya bisa selesai satu tahun saja,” katanya.
Wahyu memilih STIMATA untuk studi lanjutkan karena menilai kampus ini memiliki kualitas terbaik. “Yang saya lihat lebih dulu adalah nilai akreditasinya. Ini penting. Dan dengan saya kuliah lagi disini akan menunjang ke jabatan pekerjaan saya,” ujar IT Manager MCC Kota Malang ini. (sir/imm)