MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Ribuan alumni telah dilahirkan oleh Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang. Sabtu (29/6) hari ini, Unitri kembali melahirkan lulusannya yang unggul berkualitas. Mereka akan dikukuhkan oleh rektor sebagai lulusan Tahun Akademik 2023-2024. Prosesi pengukuhan akan disaksikan oleh orang tua para wisudawan.
Wisuda Unitri kali ini merupakan Periode ke-45. Sebanyak 400 calon wisudawan akan dikukuhkan. Mereka merupakan lulusan dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Ilmu Pendidikan.
Rektor Unitri, Prof. Ir. Eko Handayanto, M.Sc., PhD mengatakan, dengan tambahan 400 wisudawan kali ini, sampai saat ini Unitri telah meluluskan 16.325 Sarjana dan Magister yang semuanya merupakan sumber daya manusia yang baik dan kompeten. “Dalam wisuda ke-45 ini, saya atas nama civitas akademika Unitri menyampaikan ucapan selamat kepada para Wisudawan semuanya atas keberhasilan Saudara menyelesaikan pendidikan di Unitri,” ucap Rektor.
Prof Eko menyampaikan, kerja keras dan dedikasi para lulusan telah membuahkan kesuksesan. Wisuda bukan purna tugas untuk berhenti belajar. Namun sebaliknya, ilmu yang sudah didapatkan di Unitri akan dilanjutkan untuk membantu dan menyelesaikan permasalahan masyarakat yang semakin komplek ke depan. “Menjadi sarjana adalah awal perjuangan saudara untuk menatap masa dengan yang berguna bagi masyarakat,” tegasnya.
Tidak ada yang dirasakan oleh lulusan Unitri selain rasa bangga. Mereka bangga menjadi lulusan kampus ungu. Salah satunya disampaikan oleh Lulusan Terbaik Unitri periode wisuda kali ini. Dia adalah Margaretha Delvinta Amalia, S.Ak. Lulusan Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) merasa beruntung kuliah di kampus berkualitas. Potensinya di bidang akuntansi akhirnya berkembang maksimal di kampus ini.
Dia merupakan lulusan SMK Peternakan. Tapi Margaretha merasa passionnya bukan disitu. “Orang tua saya menyarankan untuk masuk akuntansi supaya dapat mengelola keuangan dengan baik dan mempunyai prospek kerja yang bagus kedepannya. Dan Unitri telah mendidik saya dengan sangat baik,” katanya.
Mahasiswi asal Kota Maumere Pulau Flores NTT ini menyampaikan keberuntungannya bisa kuliah di Unitri. Pasalnya perguruan tinggi yang dikenal dengan kampus kerakyatan ini banyak menawarkan beasiswa. Menurutnya program tersebut banyak membantu mahasiswa yang kurang mampu, terlebih mereka yang berprestasi. “Di kampus ini kami diberi kebebasan untuk berekspresi dan bereksperimen. Yang paling saya sukai di Unitri ialah hubungan antara dosen dan mahasiswa sangat dekat,” ujarnya.
Sebagai lulusan Unitri, Margaretha punya tekad besar untuk membangun daerah asalnya. Ilmu kompetensi serta pengalaman dan skill yang didapat selama kuliah akan segera diimplementasikan untuk lingkungan masyarakatnya. “Saya akan berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat melalui ide-ide baru yang dapat digunakan untuk kemajuan daerah saya,” ungkapnya.
Sebagai lulusan terbaik, tentu Margaretha mempunyai prinsip. Dia mempunyai motto hidup yang dijadikannya komitmen dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Terutama saat dirinya menjadi mahasiswa. “Be Different. Jadilah Unik, Jadilah Autentik. Jika kamu tidak bisa menang karena pintar, maka kamu harus menang dengan menjadi unik. Jangan takut mengambil risiko. Coba hal baru, rasakan panggung yang berbeda,” tuturnya.
Putri pasangan dari Kayetanus Ainit dan Domitila Vavila ini juga aktif di organisasi. Yakni di Paguyuban Duta Kampus Unitri Tahun 2022. Menurutnya, organisasi sangat penting bagi mahasiswa. Dia mengatakan, di dalam organisasi mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang pemimpin, mengatur cara berbicara, mengontrol emosi dan menjaga tindakan.
“Banyak hal yang dipelajari, namun yang paling saya sukai adalah dalam organisasi kita dapat membangun networking yang sangat luas dengan orang-orang hebat yang tidak pernah kita duga sebelumnya,” tuturnya.
Peraih IPK 3,87 ini telah menulis skripsi dengan judul : Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Keamanan bertransaksi dan Literasi keuangan terhadap keputusan penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran Nontunai. Melalui penelitiannya itu, Margaretha memberikan gagasannya terkait literasi keuangan mahasiswa yang sangat rendah. Sehingga perlunya ada mata kuliah Literasi Keuangan Pribadi dalam kurikulum akademik. “Karena belum ada kurikulum akademik yang mengajarkan tentang cara mengelola keuangan pribadi,” kata dia.
Margaretha berharap Unitri semakin maju dalam pembangunan yang diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikannya. “Semoga setiap tahunnya selalu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di tengah masyarakat dunia,” harapnya. (imm/sir/udi)