MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Salah satu isu strategis dibidang pendidikan adalah terkait dengan persoalan mendasar khususnya dalam dunia pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tiga tantangan prioritas, yaitu Kesenjangan Akses, Kesenjangan Kualitas, dan Kesenjangan Relevansi.
Hal itu disampaikan Direktur Politeknik Negeri Malang (Polinema) Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT dalam acara wisuda Tahap II tahun 2024 jenjang Magister Terapan, Sarjana Terapan, dan Program Diploma, akhir pekan lalu. Dalam kesempatan tersebut, Supriatna menginformasikan berbagai isu-isu strategis yang berkaitan dengan pengembangan kampus maupun perkembangan iklim dunia kerja.
Salah satunya tiga tantangan prioritas dunia pendidikan tersebut. “Polinema menguatkan komitmen untuk menciptakan lulusan menjadi Sumber Daya Manusia yang memiliki kapasitas dan kompetensi tinggi sebagai tenaga kerja untuk mengisi pasar kerja industri,” katanya.
Dia melanjutkan, setelah sekian tahun berkembang, baik dari sisi regulasi pendidikan, kondisi pasar kerja yang turut berubah seiring perkembangan informasi, komunikasi bahkan digitalisasi, pada akhirnya hal ini juga berdampak pada lulusan Politeknik yang juga dituntut dapat menjadi lulusan yang kreatif, inovatif dan mampu menciptakan lapangan kerja. “Artinya lulusan Polinema harus mampu menunjukkan kapasitas lengkap menjadi insan yang terampil, andal, dan tangguh dalam menghadapi segala perubahan iklim pasar kerja,” terangnya.
Menurutnya, globalisasi telah mengakibatkan perubahan keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali sektor pendidikan dan ketenagakerjaan. Mobilitas mahasiswa dan tenaga kerja antar negara memberikan tantangan bagi perguruan tinggi untuk memperoleh pengakuan dari masyarakat global terhadap hasil pendidikan yang dilakukannya.
Tuntutan tinggi pasar kerja global menuntut pula peran perguruan tinggi seperti Politeknik untuk mempersiapkan karakter peserta didiknya agar siap menghadapi perkembangan zaman di era Society 5.0. Perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu pengaruh terbesar dari perubahan ini. “Kecepatan teknologi dan informasi bukan hanya sekedar mempengaruhi gaya hidup tetapi juga mempengaruhi bagaimana kita akan mendidik mahasiswa dalam menghadapi dunia yang lebih maju, lebih cepat, informasi yang lebih sulit disaring, serta persaingan yang semakin terbuka,” ungkapnya.
Kali ini, Polinema mengukuhkan 878 wisudawan dari 28 program studi yang telah terdaftar pada Wisuda Tahap II, sebelumnya pada bulan Agustus lalu Polinema juga telah menyelenggarakan Wisuda Tahap I sejumlah 733 wisudawan dari 28 program studi.
Supriatna menerangkan, lima tahun sudah Pemerintah menyelenggarakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan segala dinamikanya. Seiring dengan itu para mahasiswa Polinema juga sudah mampu merasakan manfaat penyelenggaraannya terutama dalam menumbuhkan karakter dan softskill individu. Dikemas dalam tiga program besar MBKM yaitu MBKM Kementerian/Flagship, MBKM Mitra Strategis/Non-Kementerian, dan MBKM Mandiri Polinema.
Kurikulum yang diberlakukan, bertujuan melahirkan lulusan yang berkualitas, terampil dan kompeten serta dapat memenuhi tuntutan arus perubahan dan kebutuhan industri. “Polinema juga membuat program khusus guna menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja dan pengembangan keilmuan, serta merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif,” ungkapnya. (imm/udi)