MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pembangunan di Kota Malang ke depan harus ramah untuk kalangan disabilitas. Salah satu penggiat disabilitas di Kota Malang sekaligus Pembina Unit Layanan Disabilitas (ULD) Parekraf Kota Malang Ken Kertaningtyas menyampaikan pihaknya bersyukur atas berkembangnya pembangunan inklusi di Kota Malang.
Ada beberapa program kegiatan untuk disabilitas yang telah berjalan baik di Kota Malang. Diantaranya Kelurahan Inklusi, Posyandu Disabilitas serta kelompok kerja (Pokja) anak berkebutuhan khusus (ABK).
Kelurahan inklusi merupakan model pemerintahan kelurahan yang mengakomodasi hak setiap orang tanpa terkecuali, termasuk penyandang Disabilitas. Riilnya, dibentuk kelompok inklusi disabilitas (KID) di setiap kelurahan. KID di bawah naungan pemerintah kelurahan sebagai wadah aspirasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Sedangkan Posyandu Disabilitas merupakan layanan kesehatan berbasis sumberdaya masyarakat dan kebutuhan ragam disabilitas di tingkat desa. Untuk pertama kalinya KID dan Posyandu Disabilitas kami kembangkan di Kelurahan Polehan atas dukungan Lurah dan puskesmas setempat,” ujar Ken.
Sedangkan Pokja ABK saat ini pihaknya tengah mengembangkan dance kolaborasi, bekerja sama dengan ArtNmotions school dance, serta mengembangkan wirausaha membatik atas dukungan Perum Jasa Tirta I untuk permodalan. Serta pemasaran dibantu oleh Ibis Style Malang.
Kegiatan-kegiatan di Kota Malang ini dikelola melalui menejemen Unit Layanan Disabilitas (ULD) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf). Dalam hal ini, Pemkot Malang melalui Diskopindag memfasilitasi ruang untuk kantor dan pengembangan kegiatan di Gedung MCC Kota Malang. Tepatnya di lantai 5 ruang kerja Parekraf.
“Saat ini, MCC kami manfaatkan sebagai pusat koordinasi kegiatan dan pengembangan jejaring lintas sub sektor Parekraf Kota Malang. Saat ini tengah menyusun beberapa kegiatan pelatihan, di antaranya batik, belajar animasi, belajar menulis caption untuk publikasi kegiatan, podcast dan lainnya,” beber Ken. (ian/aim)