MALANG POSCO MEDIA, MALANG SD Islam Mohammad Hatta menerapkan pendidikan islam dengan metode tertentu. Untuk mencetak generasi berakhlak sekolah ini membiasakan anak didiknya sejak dini dengan hal-hal kecil. Seperti tutur dapat dengan salam, salim, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain.
Kepala SDI Mohammad Hatta Suyanto S.Pd., M. KPd. menjelaskan pembiasaan siswa disini ingin mencontoh perilaku baik rasulullah. Mengenalkan siswa dengan perbuatan baik dengan menerapkan secara langsung. Dan juga mengenalkan perilaku buruk yang tidak perlu dikerjakan. “Prinsip kita, tidak ada sesuatu yang besar jika tidak melakukan dari yang terkecil,” jelasnya kepada Malang Posco Media.
Suyanto menambahkan, pembiasaan baik perlu ditanamkan sejak dini agar menjadi karakter yang kuat sampai siswa beranjak dewasa. Seperti itulah pendidikan Rasulullah dalam membina umatnya. Dimulai dari hal yang sederhana.
Misalnya, mengenakan sepatu menggunakan kaki kanan dan melepasnya dari kaki kiri. Makan dan minum sambil duduk, dan meletakkan barang sesuai dengan tempatnya. Itulah yang diterapkan guru SDI Mohammad Hatta kepada siswanya.
Termasuk mendisiplinkan siswa dalam hal mengaji. Dengan begitu dirumah tidak perlu ikut TPQ. “Kalau ada yang melanggar nanti ada yang menegur, namanya penegak disiplin atau halimul madrasah,”
Suyanto menjelaskan, bahwa semua lini di lingkungan sekolah menjadi bidang yang diunggulkan. Mulai tata cara bergaul, bertutur kata, dan bertingkah laku.
“Murid memiliki kesadaran untuk mematuhi aturan-aturan yang ada di sekolah yang sudah disepakati bersama. Supaya memahami jangan sampai saya melanggar peraturan sehingga saya tidak mendapat dampak konsekuensi logis,” jelasnya.
Hal-hal kecil yang berkaitan dengan ibadah juga diajarkan oleh guru. Siswa berangkat dari rumah dalam keadaan suci dari hadats. Sehingga sampai sekolah bisa langsung salat duha. “Anak-anak sholatnya bersuara lantang, sehingga guru-guru yang mendampingi bisa membenarkan ketika ada bacaan yang salah,” terangnya.
Rutinitas ibadah lainnya yang dibiasakan untuk siswa SDI Mohammad Hatta yakni membaca Alquran, dan asmaul husna. Memang butuh upaya keras dalam menertibkan siswa. Semua guru harus terlibat, serta berperan extra dalam membimbing siswanya. Membutuhkan rutinitas yang terkontrol.
Tidak hanya serius mengajar di kelas namun juga membimbing untuk penguatan di bidang keislaman yang sungguh-sungguh. “Belajar agama harus praktis bukan teoritis. Karena sekolah adalah miniatur kehidupan,” tegas Suyanto. (mg1/imm)