MALANG POSCO MEDIA– Arab Saudi telah menetapkan rangkaian ibadah haji akan dimulai pada 14 Juni. Penetapan ini setelah observatorium astronomi melihat bulan sabit, pada Kamis (6/6) malam, menandakan awal bulan Dzulhijjah.
Mahkamah Agung Arab Saudi menetapkan bulan Dzulhijjah dimulai Jumat (7/6). Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 dan terakhir dalam kalender Hijriah yang digunakan umat Islam, sekaligus bulan pelaksanaan ibadah haji.
Haji merupakan satu dari lima rukun Islam, dan wajib dilakukan setidaknya sekali oleh umat Islam yang mampu. Ibadah ini melibatkan serangkaian prosesi yang diselesaikan setidaknya empat hari di Makkah dan sekitarnya.
Puncak haji terjadi pada hari kedua, saat jemaah haji berkumpul untuk berdoa di Arafah dalam tahapan wukuf. Disebutkan bahwa wukuf tahun ini dilangsungkan pada hari Sabtu, 15 Juni dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 16 Juni.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah mengatakan sekitar 1,2 juta jemaah tiba di Arab Saudi. Dalam konferensi pers, Al-Rabiah menyebut mereka datang dari berbagai negara di dunia untuk haji tahun ini. Termasuk 241 ribu jemaah haji asal Indonesia.
Menurut laporan wartawan Malang Posco Media, Buari dari Kota Makkah, saat ini jemaah haji Indonesia fokus untuk menjalani puncak haji di Arofah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga telah merilis sejumlah tahapan menuju proses puncak haji 1445 H/2024 M. Tahapan ini diharapkan menjadi perhatian jemaah haji sebagai pengetahuan dalam mempersiapkan diri.
Kalender penting itu berkenaan dengan layanan, pergerakan jemaah haji, hingga rangkaian manasik pada puncak haji di Armuzna. Berikut rinciannya:
1. 11 Juni 2024/5 Zulhijjah 1445, pukul 12.00 WAS, bus shalawat untuk sementara berhenti beroperasi
2. 12 Juni 2024/6 Zulhijjah 1445, jemaah safari wukuf lansia non mandiri menuju ke hotel transit
3. 14 Juni 2024/8 Zulhijjah 1445, layanan konsumsi sarapan pagi terakhir di Makkah (sebelum berangkat ke Arafah)
4. 14 Juni 2024/8 Zulhijjah 1445, jemaah berangkat ke Arafah mulai pukul 07.00 WAS
5. 15 Juni 2024/9 Zulhijjah 1445, pelaksanaan wukuf di Arafah
6. 15 Juni 2024/10 Zulhijjah 1445, ba’da Maghrib jemaah meninggalkan Arafah, mabit di Muzdalifah atau murur ke Mina
7. 16 Juni 2024/10 Zulhijjah 1445, lempar Jumrah Aqabah dan bercukur (tahallul)
8. 17, 18, dan atau 19 Juni 2024/ 11, 12 dan atau 13 Zulhijjah 1445, mabit di Mina dan lempar jumrah di Hari Tasyriq
9. 18 Juni 2024/12 Zulhijjah 1445, kepulangan Nafar Awal dari Mina ke hotel jemaah di Makkah
10. 19 Juni 2024/13 Zulhijjah 1445, kepulangan Nafar Tsani dari Mina ke hotel di Makkah. Jemaah di hotel Makkah mulai menerima konsumsi makan siang.
11. 20 Juni 2024/14 Zulhijjah 1445, pukul 00.30 WAS, bus shalawat mulai beroperasi, jemaah safari wukuf lansia non mandiri kembali ke kloter.
Sebelum berangkat ke Arafah setiap jemaah harus memastikan dirinya sudah berihram dan niat haji di hotel masing-masing. Sementara itu, dengan merujuk tuntunan manasik haji bagi lansia yang diterbitkan Kementerian Agama, Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan, pelaksanaan niat ihram haji setelah jemaah bersuci, disunahkan membersihkan badan dengan mandi dan berwudhu, memotong kuku, memakai wangi-wangian.
“Lalu berpakaian ihram, dilanjutkan dengan melaksanakan salat sunat ihram dan berniat haji,” terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Minggu (9/6/2024).
“Khusus bagi jemaah haji lansia, yang lemah atau sakit maka dianjurkan untuk melakukan niat ihram haji disertai Isytirat (ihram bersyarat) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan terlaksananya ibadah haji,” sambung dia.
Setelah mengucapkan niat ihram haji, Widi melanjutkan, jemaah dianjurkan berdzikir, dengan membaca talbiyah selama perjalanan dari Makkah ke Arafah, serta bershalawat.
Untuk pakaian ihram lansia, kata Widi, khususnya bagi jemaah laki-laki perlu melatih diri dengan bimbingan pembimbing ibadah kloter bagaimana memakai pakaian ihram yang nyaman dan sah menurut fikih, seperti menggunakan ikat pinggang atau sabuk di atas pusar, lalu digulung kain ihram hingga sabuk tidak terlihat dan menggunakan kain ihram yang nyaman serta tidak mengekang gerakan kaki dan tangan.
Selain itu, kata Widi, jemaah yang mengikuti program Murur, yaitu mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah tidak perlu khawatir bagaimana memperoleh batu kerikil untuk lontar jumrah.
“PPIH akan membekali jemaah batu kerikil sejak jemaah ada di Arafah. Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Jumlah tersebut cukup untuk keperluan lontar Jumrah Aqobah hingga selesai Nafar Tsani,” pungkasnya.
Sementara itu, pada Minggu (9/6), perwakilan dari Kloter 29 Kabupaten Malang, melakukan survei di lokasi Arofah dan Mina. Termasuk perwakilan dari KBIHU Al Huda, survei lokasi tenda yang akan ditempati jemaah saat di Arofah maupun saat mabit di Mina. Pihak KBIHU juga telah merilis rangkaian kegiatan puncak haji, menyesuaikan tahapan dari PPIH.
Berikut agenda kegiatan jemaah Haji KBIHU Al-Huda, Wajak. Jum’at, 14 Juni 2024; Berniat Ihram Haji dari Hotel dan berangkat menuju Arafah. Sabtu, 15 Juni 2024; Wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah pada malam hari. Ahad-Selasa, 16 sampai 18 Juni 2024; Mabit di Mina dan melontar jumrah. Rabu-Kamis, 19 dan 20 Juni 2024; Thawaf Ifadhah dan Sa’i Haji. (bua/jon/van)