MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebagai upaya dalam mendukung digitalisasi di lingkup pesantren, XL Axiata menggandeng Pesantren Tholabie Class International Boarding School (CIBS) dengan memberikan alat pengontrol suhu berbasis Internet of Think (IoT) dalam pembudidayaan Maggot, Rabu (25/9).
Pemanfaatan Maggot sendiri sebagai pengurai dalam upaya untuk menanggulangi sampah organik yang berlebihan. Dengan menggunakan IoT, dapat memberikan kemudahan dalam pembudidayaan Maggot tersebut.
“Kali ini kami berkolaborasi dengan Majelis Taklim (MT) XL, kami ingin memberdayakan bagaimana pondok pesantren ini adalah tempat untuk mencetak ulama tetapi juga harus punya kemampuan atau skill dari sisi ekonomi. Kami ingin membantu para santri ini agar mereka bisa menjadi seorang entrepreneur,” jelas Vice President XL Axiata East Region Dodik Ariyanto kemarin.
Dilanjutkannya, salah satu dukungan yang diberikan oleh XL Axiata dalam upaya pemberdayaan pesantren khususnya dibidang telekomunikasi yakni dengan pemanfaatan IoT berupa alat pengontrol suhu untuk pembudidayaan Maggot yang ada di Pesantren Tholabie Class International Boarding School (CIBS).
“Kami punya X-Cam laboratorium dari teman-teman kami sendiri untuk membuat sebuah tools yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Kalau di luar sana bilangnya IoT. Dan itu kami implementasikan di pondok pesantren, salah satunya Tholabie. Kami memilih pondok ini karena telah berdaya secara ekonomi namun kurang support dari sisi teknologi,” imbuhnya.
Ia berharap dari Pondok Pesantren Tholabie bisa menjadi role model untuk ke depannya. Sehingga pondok pesantren lain bisa mencontoh atas keberhasilan dari Pondok Pesantren Tholabie yang bisa memanfaatkan kemajuan digital dan berdaya ekonomi secara mandiri.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Tholabie Ustadz Nuril Asyhuri mengatakan bahwa pondok pesantren yang dikelolannya telah berfokus pada pengolahan dan pemanfaatan sampah secara maksimal, salah satunya yakni dengan menggunakan pengurai berupa hewan Maggot.
“Kami ingin menjadikan sampah menjadi berkah, salah satunya dari pengurai yang nanya Maggot ini. Sebelumnya kami telah membudidayakan ini, namun dengan hadirnya XL Axiata semakin memudahkan kami dalam pembudidayaan maggot dan tentunya dapat berdampak juga pada hasil budidaya kami,” paparnya.
Pengolahan sampah organik maupun anorganik sudah dilakukan di Pondok Pesantren ini. Mulai dari pemanfaatan Styrofoam yang diolah menjadi bahan utama beanbag sementara untuk sampah organik dapat diuraikan dengan melalui maggot.
“Maggotnya ini bisa dimanfaatkan berbagai hal, salah satunya yang sedang kami kembangkan yakni diolah menjadi Asam Amoniak. Ini bisa dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan maupun perikanan. Selain itu maggot juga banyak manfaat lainnya. Harapannya ke depan orang semakin aware dengan sampah setelah melihat bukti langsung dari apa yang kami lakukan,” tandasnya. (adm/lim)