spot_img
Friday, April 25, 2025
spot_img

Yakin Keberkahan Majelis Ilmu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Keputusannya mengambil pilihan untuk studi lanjut sangat tepat. Kini dia menjadi sosok yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Khususnya di Kota Malang. Adalah Dr. H. Sigit Wahyudi, MM., M.A.P, yang kini menjadi Dewan Pembina Yayasan Waskita Dharma Malang. Menjadi barisan orang pertama yang mendirikan yayasan ini. Dan kini yayasan tersebut telah menaungi satu perguruan tinggi, yang belum lama ini telah menjadi universitas: Universitas Waskita Dharma Malang.

Tahun 1989 silam, Sigit Wahyudi, yang baru lulus dari SMAN 1 Durenan Trenggalek diberi pilihan sekolah (kuliah) atau kerja oleh ayahandanya H. Soekadji bin Towiryo Tosuro. Ada sepetak sawah untuk Sigit kelola bisa memilih kerja. “Tapi saya memilih kuliah, karena yakin ada hikmah nanti bila kita memperjuangkan ilmu pengetahuan,” katanya.

-Advertisement- HUT

Setelah memilih pendidikan, Sigit ke Malang dan Surabaya untuk menempuh jenjang pendidikan Strata 1 dan 2. Program Magisternya diselesaikan di STIE ABI Surabaya Tahun 1999. Setelah itu dia menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. “Saya sempat menekuni bisnis, tapi gagal. Akhirnya fokus pada pendidikan sesuai nasehat dari orang tua. Menurut beliau potensi saya di dunia pendidikan,” ujarnya.

Sigit tidak ada ambisi apapun untuk berkiprah di dunia pendidikan. Langkahnya di pendidikan selalu mainstream. Sehingga pada Tahun 2025 memutuskan untuk bergabung dengan Waskita Dharma.

Saat itu yayasan ini masih legal di notaris. Belum berpayung hukum Menkumham. Sampai Tahun 2011 Yayasan Waskita Dharma dalam kondisi sudah tidak aktif. Izin operasional yayasan sudah kadaluarsa alias mati. Sehingga tidak bisa mengajukan berbagai perizinan.

Tahun 2011 Sigit dipercaya sebagai ketua yayasan. Sejak saat itu dia bersama para pendiri yang masih ada bertekad dan berupaya besar menghidupkan lagi yayasan ini dengan izin resmi pemerintah di bawah naungan Menkumham.

Tahun 2012 tujuan besar tersebut tercapai. Yayasan Waskita Dharma ‘lahir kembali’ dengan nama yang sama. Perguruan Tinggi bernama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISOSPOL) Waskita Dharma kembali punya ruh dan beroperasi di Jalan Hamid Rusdi Kota Malang. “Alhamdulillah surat izin turun. Namanya harus sama supaya bisa mengajukan Prodi S2,” ungkapnya.

Selama perjalanannya, kampus ini menghadapi berbagai tantangan. Dan tidak mudah. Semua elemen kampus mulai unsur pimpinan, dosen dan karyawan berjuang gigih. Terutama di tataran yayasan, siang malam berikhtiar demi majunya kampus ini.

Perjuangan yang tak kenal lelah, sikap optimis, berjiwa besar dan keikhlasan hati menjadi senjata mereka dalam perjuangan besar ini. Hasilnya tidak mengkhianati proses. Performa STISOSPOL Waskita Dharma menunjukkan perkembangan yang bagus.

Akhirnya, pada November 2024 lalu kampus ini berubah nama menjadi Universitas Waskita Dharma. Yang awalnya hanya memiliki satu program studi, kini sudah ada tiga fakultas dan Pascasarjana. Yakni Fakultas Administrasi dan Bisnis membawahi Prodi S1 Ilmu Admistrasi Publik dan S1 Bisnis Digital. Fakultas Pertanian dan Peternakan membawahi Prodi S1 Ilmu Pertanian dan S1 Peternakan. Serta Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Komputer membawahi Prodi S1 Teknologi Informasi dan Kimia.

Tidak sampai disitu, Sigit bersama keluarganya juga mewakafkan tanah miliknya di Jalan Indragiri untuk pembangunan kampus Waskita Dharma. Dan sekarang disinilah Universitas Waskita Dharma berdiri megah.

“Jangan cari profit atau keuntungan materi di pendidikan. Tapi totalitas dan ikhlas jiwa raga di pendidikan. Dengan mengabdi ikhlas di majelis ilmu insya Allah hidup kita dijamin oleh Allah. Itu prinsipnya,” tegas Sigit.

Suami dari Hj. Khusniyah, S.Ag.,M.Pd.I ini yakin, dengan istiqomah di majelis ilmu akan memberikan keberkahan. Universitas Waskita Dharma akan terus berkembang dengan integritas dan dedikasi para civitas akademikanya.

Sigit juga menegaskan, bahwa Waskita Dharma tidak membutuhkan orang yang hanya pintar. Tetapi orang-orang yang memiliki komitmen dan mampu bekerja tim. Menurutnya, terampil dan pintar bisa dicapai dengan by doing. Seiring dengan proses yang dijalani.

“Pikiran kami sederhana. Saya bisa hidup karena pendidikan bukan mencari hidup di pendidikan. Maka ini yang saya tekankan pada dosen dan karyawan. Kerjalah dengan ikhlas. Karena hak itu berbanding lurus dengan kewajiban,” pungkasnya. (imm/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img