MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berbisnis dari kecintaan dan hobi menggambar. Itulah yang dilakoni Febri Aminanto, seorang pengusaha muda asal Malang, Jawa Timur. Ia membuktikan bahwa kecintaan pada seni tradisional dapat dijadikan sumber inspirasi untuk berbisnis. Pria ini memulai perjalanan bisnisnya dengan mengkreasikan wayang kulit mini dari bahan kulit kambing.
Febri yang sejak kecil memiliki minat besar dalam menggambar dan seni kartun, mulai mengasah keterampilannya di bidang seni wayang saat diminta menggambar di Sanggar Pramuka SMA 5 Malang. Di sinilah ia pertama kali diperkenalkan pada seni wayang, sebuah warisan budaya Indonesia yang menarik perhatiannya.
“Dulu saya sangat senang menggambar kartun, terutama anime. Namun, ketika diminta untuk menggambar wayang di Sanggar Pramuka, saya mulai tertarik pada seni wayang,” ujarnya.
Pengalaman belajar yang ia dapatkan dari buku-buku di perpustakaan umum Malang membentuk fondasi pemahamannya tentang karakter-karakter wayang.
“Saya belajar dengan tekun, mencari referensi dari buku dan internet. Waktu itu, sumber informasi masih terbatas, jadi saya sering pergi ke perpustakaan kota sekali seminggu,” tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, minatnya tidak hanya sebatas pada menggambar. Tetapi juga pada pengembangan bahan kulit sebagai media kreatifnya. Febri menerima tawaran untuk memproduksi wayang kulit mini dari seorang produsen kulit lokal, dan dia pun mengambil langkah pertamanya dalam dunia bisnis. Saat itu, ia nekat berbisnis dengan sistem modal pinjaman.
“Saya memulai dengan membuat wayang kulit mini dari kulit kambing, dengan harga jual sekitar 15 ribu per biji. Awalnya, saya menjualnya di pasar malam di Merjosari Malang, dan alhamdulillah mendapat tanggapan positif,” ungkap Febri.
Meskipun menghadapi banyak tantangan seperti keterbatasan modal dan produksi yang masih manual, Febri terus berpegang pada keyakinan dan passionnya dalam melestarikan warisan budaya wayang. Keyakinan ini didorong oleh dukungan keluarga dan orang-orang terdekatnya. Bagi Febri, dukungan dari keluarga untuk mengejar mimpi dan melakoni passion inilah sumber kekuatannya. Ketimbang terjun setengah-setengah, ia lebih memilih fokus dan konsisten mengembangkan diri di bidang yang ia yakini.
“Bagi saya, yang penting adalah yakin dan konsisten dalam menjalankan usaha ini. Saya tidak terlalu peduli dengan pandangan orang, selama saya bisa membawa identitas dan keindahan wayang ke masyarakat,” paparnya dengan antusias.
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Febri juga mulai belajar memasarkan produknya melalui media sosial. Meskipun masih dalam tahap belajar, ia yakin bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk memperluas jangkauan pasar produknya. Tentu ia ingin memberikan kontribusi positif dalam melestarikan warisan budaya Indonesia melalui kreativitas dalam wayang kulit mini ini
“Harapan saya ke depannya adalah bisa terus mengembangkan bisnis ini, tidak hanya secara lokal tetapi juga menjangkau pasar lebih luas,” tutup Febri dengan semangat. (mg1/aim)