MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siapa yang tak kenal dengan siomay, olahan makanan yang banyak disukai oleh semua kalangan itu menggunakan ikan sebagai bahan utamanya. Selain ikan, mulai banyak berkembang juga seperti bahan dasar daging ayam, daging udang dan lain sebagainya.
Malang memiliki salah satu produk Siomay yang dicari hingga ke berbagai kota di Indonesia, yakni siomay yang diproduksi oleh Yamois Indo Prima. Merupakan salah satu Industri Kecil Menengah yang berkembang di Malang, mulai berkembang sudah sejak tahun 2009 lalu.
“Awal mula buat olahan Siomay untuk dikonsumsi sendiri. Kebetulan karena anak-anak dulu masih kecil, daripada jajan di luar yang tidak sehat, lebih baik dibuatkan olahan makanan sendiri yang kita tahu kualitas dan kandungan gizinya,” ungkap Owner Yamois Indo Prima, Hanny Anisa, S.Psi kepada Malang Posco Media.
Ia mulai menjajakan produk Siomay ketika banyak orang tua wali murid yang memesan Siomay kepadanya. Melihat adanya peluang, akhirnya ia mulai memproduksi hasil karyanya kepada warga yang ada di lingkungan sekitarnya.
“Ada yang pesan, dari wali siswa juga. Lama-lama karena melihat ini bisa menghasilkan, akhirnya saya kembangkan lagi. Dari pesanan-pesanan itu, saya memberanikan diri untuk menawarkan ke distributor. Itu tidak serta merta langsung diterima,” ceritanya.
Sempat kurang mendapatkan perhatian dari salah satu distributor frozen food yang ada di Malang karena menawarkan produk home industri, namun Hanny tidak menyerah. Setelah meyakinkan, ternyata peminatnya di luar dugaan.
“Dapat dua, tiga hari ternyata beliau menghubungi saya kembali dan menanyakan bisa produksi sampai berapa. Karena waktu itu masih sendiri, jadi paling banyak sekitar 10 pack atau 200 biji. Ternyata beliau memesan 20 pack. Tak butuh waktu lama, Alhamdulillah ternyata produk saya banyak diminati masyarakat,” terangnya.
Saat itu belum memiliki nama produk, para pelanggannya biasa menyebutnya dengan ‘Siopol’ atau Siomay Polos. Hingga ketika produknya mulai banyak dikenal, termasuk di jajaran dinas terkait seperti Diskopindag, baru tercetuslah nama Yamois sebagai produk siomay khas Malang.
“Yamois yang memberi nama itu Menteri Perdagangan saat itu, Muhammad Lutfi. Awalnya ditanya saat ikut pameran, nama produknya apa. Karena memang saat itu belum ada nama. Akhirnya tercetuslah nama Yamois yang merupakan bahasa walikan dari Siomay,” ungkapnya.
Setiap harinya, ia mampu memproduksi hingga 300 pack. Dalam seminggu, biasanya produksi dilakukan sebanyak tiga hari, yakni pada hari kamis, Jumat dan Sabtu. Tidak hanya Siomay, ia juga banyak mengolah produk-produk lainnya yang berbahan dasar dari Ikan seperti, Tahu Ikan, Bakso Tuna, Pempek Tuna hingga olahan fillet ikan beku. Dalam waktu satu bulan mampu memproduksi hingga 3.600 pack berbagai olahan ikan.
“Ikan yang kami gunakan disini adalah jenis ikan pelagis seperti daging Ikan Tuna, Ikan Tenggiri, Ikan Mahi-Mahi, Ikan Selar dan lain-lainnya yang ukurannya mencapai 5 kilogram ke atas. Jadi memang menggunakan ikan asli tanpa proses leaching maupun penggaraman. Sehingga dari segi kualitas pasti terjaga, apalagi untuk pembuatan sudah menggunakan mesin,” tuturnya.
Usaha yang telah mengantongi izin BPOM, Halal MUI serta Haki Nama Produk itu senantiasa menjaga kesegaran dan kualitas dari produk yang dihasilkan. Peminatnya tidak hanya di Malang, namun juga tersebar hingga ke Jakarta, Bali maupun luar pulau seperti Kalimantan. Dari segi harga sangat terjangkau. Satu pack olahan ikan yang diproduksinya berisi 20 biji dibanderol dengan harga mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu.
Guna mendukung program Zero Waste atau Nol Limbah, berbagai olahan dari ikan tersebut dimanfaatkan dengan maksimal. Bahkan hingga duri dan kepala yang selama ini kebanyakan menjadi limbah industri diolah kembali secara maksimal sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Ternyata di duri ikan itu kandungan omeganya lebih tinggi. Jadi semua bagian dari ikan itu kami gunakan, tidak ada yang menjadi limbah. Misal dagingnya diolah menjadi berbagai olahan masakan, untuk duri dan bagian kepala kita giling sampai lembut hingga menjadi seperti bubur,” imbuhnya.
Bubur tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, mulai dari tambahan untuk pembuatan kerupuk hingga dijadikan sebagai makanan hewan peliharaan seperti anjing maupun kucing, karena memang masih memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti kalsium dan protein. (adm/nda)
Nama UMKM: Yamois Indo Prima
Produk: Siomay, Tahu ikan, Bakso, Pempek, Otak-otak, Ikan Fillet, Ikan Giling, Ikan Cabut Duri.
Harga: Rp 20 ribu – Rp 25 ribu