.
Friday, November 8, 2024

Yayasan Baitul Makmur Malang; Sambut Merdeka Belajar, Gelar Workshop IKM

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Yayasan Baitul Makmur Malang menggelar workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Selasa (28/6). Hadir sebagai pemateri, Fr. Dr. Monfoort BHK., SE., M.Pd., MM., MH, M.A.P., M.A.K. Dia merupakan Rektor Universitas Katolik Widya Karya Malang. Dan juga Ketua Komisi Pendidikan Katolik Kota Malang.

Workshop diikuti oleh puluhan guru dari lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Baitul Makmur. Mulai TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Para guru membawa semangat untuk tetap menjadi yang terdepan dalam perkembangan informasi kurikulum pendidikan yang kini mengusung konsep merdeka belajar.

- Advertisement -

Frater Monfoort selaku pemateri mengatakan, pelatihan kali ini untuk memberikan gambaran pada guru tentang persiapan implementasi kurikulum merdeka. Persiapan ini butuh waktu hingga dua minggu.

Karena itu setelah pelatihan, guru peserta tidak dibiarkan begitu saja. Tetapi berlanjut dengan pendampingan. “Supaya nanti saat tahun ajaran baru dimulai guru lebih siap menjalankan tugas pembelajaran. Termasuk mempersiapkan perangkat pembelajaran. Seperti modul ajar dan sebagainya,” katanya.

Pelatihan itu dibagi dua sesi. Pertama pemateri memberikan motivasi agar guru dapat menjiwai kurikulum merdeka. Baru di sesi kedua materi IKM dipaparkan. “Perlu adanya motivasi, karena guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga model bagi peserta didiknya. Kalau ini berhasil, kami yakin Baitul Makmur tidak hanya melahirkan generasi muslim yang hebat tetapi juga juga mengantarkan siswanya berprestasi di tingkat internasional,” ungkapnya.

Frater Mon, sapaan akrabnya, menjelaskan perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13 sebelumnya. Menurutnya, kurikulum merdeka merupakan pengamalan dari K13. Kurikulum 2013 lebih fokus pada materi siswa dan guru. Sedangkan kurikulum merdeka, lebih pada memberikan kesempatan yang lebih luas pada siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu. “Modul ajar Kurikulum Merdeka
masuk dunia anak. Modul diangkat dari capaian pembelajaran (CP),” jelasnya.

Dia menambahkan, CP itu sudah ada tinggal guru melakukan analisis. CP Kurikulum Merdeka merupakan modifikasi dari Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) Kurikulum 2013. Dilebur menjadi satu menjadi Capaian Pembelajaran. “Implementasi dari capaian pembelajaran itu salah satu arahnya, pada pengembanganProfil Pelajar Pancasila,” kata dia.

Pria asal Flores ini menyampaikan kekagumannya pada guru-guru Baitul Makmur. Semangat belajar mereka tinggi. Bahkan untuk menjadi hebat tidak memandang perbedaan.

Dirinya yang berbeda keyakinan dipercaya untuk menjadi pemateri. Sharing ilmu tentang kurikulum merdeka. “Ini sudah menggambarkan semangat kebhinekaan global yang dijunjung tinggi oleh Baitul Makmur. Kami sangat mengapresiasi,” ungkapnya.

Ketua Yayasan Baitul Makmur, Rolla Gino Pribadi mengatakan pelatihan tersebut digelar sebagai upaya untuk maju dan bergerak cepat menyikapi kurikulum baru. “Kami tidak boleh ketinggalan akan perubahan ini. Start harus lebih awal. Kalau terlambat memulai maka tidak ada gunanya lari kencang,” katanya kepada Malang Posco Media.

Dia berharap melalui workshop guru-guru Baitul Makmur mendapat banyak pencerahan tentang kurikulum merdeka. Sehingga lebih semangat dalam menjalankan tugas pendidikan. “Dengan materi yang diajarkan oleh pemateri diharapkan guru-guru dapat lebih tepat memilih materi ajar dan juga lebih tepat implementasinya. Makan perlu persiapan lebih awal,” tandasnya.

Hingga kini, SMP, SMA dan SMK Baitul Makmur, masih membuka peluang bagi calon peserta didik baru. Pendaftaran siswa baru masih dibuka untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin menjadi generasi unggul dan berkarakter. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img