MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Mardi Wiyata siap menerapkan Kurikulum Merdeka. Untuk yang kesekian kalinya, guru-guru dari satuan pendidikan yang ada di Jawa Timur telah mengikuti workshop Implementasi Kurikulum Merdeka. Workshop ini difasilitasi oleh Yayasan Mardi Wiyata.
Workshop digelar Sabtu (30/4) akhir pekan lalu. Diikuti oleh guru-guru sekolah Mardi Wiyata yang ada di Jawa Timur. Workshop digelar secara hybrid. Sebagian hadir secara langsung sebagai perwakilan dari satuan pendidikan masing-masing. Sedangkan lebih dari dari 70 partisipan mengikuti secara daring melalui zoom meeting.
Hadir sebagai pemateri, Dr. Ninik Kristiani, M.Pd yang menjadi narasumber sejak workshop pertama. Ia melanjutkan materi terkait kebijakan penyederhanaan Kurikulum Merdeka pada workshop kedua. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Yayasan Mardi Wiyata, Fr. M. Polikarpus, BHK, SE, M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, Frater Poli, sapaan akrabnya mengatakan bahwa kegiatan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai langkah strategis untuk menjemput bola agar sekolah dibawah naungan Yayasan Mardi Wiyata tidak tertinggal terhadap aturan-aturan baru kementerian.
Kepada peserta workshop, dia mengimbau agar tidak takut dengan ketakutan. Narasumber akan membuka cakrawala berpikir para guru untuk semakin mengerti Kurikulum Merdeka.
Menurut Frater Poli, perubahan tidak akan menjadi hal yang menakutkan bagi mereka yang siap untuk memperjuangkannya. Termasuk perubahan kurikulum yang selalu terjadi perubahan secara dinamis. “Perubahan itu perlu setelah melalui uji kelayakan serta analisis yang mendalam. Serta membuat kita akan keluar dari zona nyaman,” katanya.
Pria ramah ini menegaskan, untuk maju dan berkembang perlu melakukan keputusan yang berani. Harus out of the box. Keluar dari zona nyaman. Dengan terus menerus melakukan kreasi dan inovasi, salah satunya dengan melaksanakan workshop untuk update perkembangan informasi.
Terkait perubahan workshop kali ini merupakan tindak lanjut dari workshop yang digelar beberapa pekan sebelumnya. Perlu adanya pelatihan lanjutan, pasalnya ada perubahan yang perlu ditindaklanjuti. Yakni kebijakan Kurikulum Merdeka yang lebih disederhanakan.
Kepada Malang Posco Media, Frater Poli mengatakan Yayasan Mardi Wiyata ingin mengejar sesuatu yang baru. Termasuk kebijakan kurikulum yang harus direspon dengan cepat. Maka Mardi Wiyata mengambil langkah konkret untuk tetap menjadi yang terdepan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. “Ketika di pusat terjadi perubahan kami tidak ingin tertinggal. Harus berlari cepat untuk dapat menerjemahkan kebijakan baru kurikulum merdeka di sekolah-sekolah kami yang ada di Indonesia,” terangnya.
Tidak hanya di Jawa Timur, pelaksanaan workshop juga digelar di sekolah-sekolah Mardi Wiyata di berbagai wilayah Indonesia dengan mengirim para narasumber yang kompeten.
Satu langkah awal yang dilakukan yayasan yakni membentuk tim pengembang kurikulum. Anggota tim ini ada berasal dari satuan pendidikan sebagai perwakilan. “Mereka menjadi garda terdepan untuk menerjemahkan implementasi kurikulum merdeka di sekolah masing-masing,” tambahnya.
Menurut Frater Poli, esensi dasar dari kurikulum merdeka telah memberikan pencerahan pada guru. Terlebih pada workshop kali ini membahas tentang penyederhanaan kurikulum, sehingga memberikan satu edukasi tentang implementasi yang lebih konkret dan tepat.
Karena itu, Dia mengatakan kegiatan pelatihan tahap kedua lebih banyak praktik, agar peserta workshop dapat semakin memahami materi. Ada penyederhanaan pada silabus pembelajaran. Sehingga perlu praktik untuk lebih menguasai materi yang disampaikan narasumber.
“Saya berharap ilmu tentang kurikulum merdeka yang diperoleh dari pelatihan ini bisa dibagikan kepada teman-teman yang lain. Mereka yang mengikuti workshop punya tugas untuk sharing dari apa yang diperoleh selama kegiatan kepada guru lainnya di satuan pendidikan masing-masing,” tuturnya.
Yayasan Mardi Wiyata menaungi sebanyak 22 satuan pendidikan yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Hampir semuanya dipercaya untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka. Karena itu, Yayasan Mardi Wiyata mengawali dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten. Diantaranya dengan membentuk tim pengembang kurikulum. (sir/imm)