spot_img
Tuesday, May 7, 2024
spot_img

Yeyen Catering Sukes Kembangkan Bisnis Kuliner, Pegang Teguh Prinsip Urip itu Urup Bagi Sesama

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Siapa yang tidak kenal dengan Yeyen Catering. Waria asal Kota Batu ini sukses menjalani bisnis di bidang kuliner dan memiliki banyak resto dan cafe. Bahkan ia memiliki banyak anak asuh yang telah disekolahkan hingga lulus perguruan tinggi.

Namun siapa sangka, Yeyen sapaan akrabnya memiliki kisah dan perjalan hidup yang menginspirasi secara spiritual yang sangat luar biasa. Laki-laki kelahiran Malang, 4 Juli 1971 ini memulai hidup dengan serba kekurangan, lahir sebagai yatim dan besar dengan jiwa (sifat.red) feminin.

“Mulai kecil saya lahir sebagai yatim yang kemudian dipungut bapak angkat saya bernama Pak Rabun. Perlu saya sampaikan bahwa jiwa feminin saya sudah muncul sejak kecil di usia 2 tahun,” ujar Yeyen membuka cerita kepada Malang Posco Media.

Jiwa feminin diungkap Yeyen sudah terlihat mulai kecil. Saat itu ia memiliki hobi nyanyi dan menari. “Jadi apa yang melekat pada saya sampai saat ini tidak dibuat-buat. Bahkan kalau boleh milih, saya memilih menjadi normal pada umumnya,” ungkap Yeyen.

Atas apa yang melekat pada dirinya tersebut tidak kemudian menjadikan wong Kekep, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini lemah. Tapi sebaliknya membuat dirinya memiliki tekat yang kuat dan tangguh.

“Jadi saya itu mulai kecil di didik harus cari rumput dan cari kayu bakar. Sejak kecil saya di didik keras dan ekstrem sehingga saya bisa melalui proses kehidupan hingga saat ini,” tegasnya.

Seiring berjalannya waktu, dikenang Yeyen bahwa dirinya tidak langsung sukses menjadi pengusaha catering atau kuliner. Namun ia bekerja dari bawah sebagai tukang cuci piring di Taman Rekreasi Selecta.

“Karena saya selalu ingin belajar lebih baik, saya ikut belajar di lembaga memasak hingga kemudian dijadikan Pembantu Chef dan Master Chef di Selecta. Diluar pekerjaan saya, saat tetangga punya hajat sering dimintai tolong untuk memasak. Itu saya lakukan tanpa pamrih dengan hati. Jadi tidak minta fee,” kenangnya.

Pada akhirnya di tahun 2000’an, Yeyen memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri. Usaha ia mulai dari tabungan selama bekerja di Selecta. Sesuai kemampuan yang ia miliki, Yeyen membuka usaha catering yang dinamai Yeyen Catering.

Dari berbagai kerja kerasnya tersebut, pesanan demi pesanan datang dan usahanya maju pesat. Bahkan saat ini ia telah memiliki beberapa usaha. Meliputi Yeyen Catering, Cafe Jebrak, Warung Mak Prasmanan dan terbaru Pondok Kekep. Serta ternak sapi potong dan sapi perah.

Dengan kesuksesan yang ia raih, tentunya Yeyen memiliki prinsip yang dipegang dan diaplikasikan hingga sampai saat ini. Yakni Urip Kudu Urup. Yang artinya selama hidup ia harus bisa menghidupi orang yang ada disekitarnya.

Terbukti dengan prinsip tersebut ia telah memiliki banyak karyawan. Bahkan sebagai muslim ia juga mengamalkan rukun islam ke lima, yakni naik haji.

“Saya yakin apa yang saya peroleh ini tidak hanya tekat dan kemauan yang keras. Tapi ada sentuhan dari Allah SWT yang membuat saya mampu melalui hidup yang keras hingga saat ini. Berkat sentuhan pencipta, saya juga mengamalkan rukin Islam ke lima yaitu naik haji,” paparnya.

Dengan jiwa feminin yang melekat pada diri Yeyen, dalam menjalani ibadah haji dilakukan sesuai syariat. Dimana ia menjali ibadah sebagai seorang laki-laki.

Selain dirinya, hampir setiap tahun ia juga mengumrohkan pegawainya yang loyal dan berdedikasi. Serta keluarga terdekatnya sebagai wujud syukur karena telah memberi dukungan selama ini.

Bahkan dengan kemampuan yang ia miliki sebenarnya Yeyen bisa saja memilih hidup di luar negeri. Karena menurutnya hidup di luar negeri sebagai waria lebih diterima.

“Saya sudah berkeliling ke tiga benua atas prestasi saya di bidang olahraga tenis. Selama keliling dunia saya banyak belajar bahwa di sana orang lebih menerima kemapuan dari pada memandang latar belakang (waria.red). Tapi kembali lagi, karena saya memiliki prinsip Urip iku Urup, maka saya ingin bermanfaat bagi orang-orang sekitar saya,” terangnya.

Tidak hanya itu, Yeyen yang tak lulus SMP juga berbagi ilmu dalam hidupnya. Ia menyakini bahwa proses belajar harus seimbang antara ilmu kehidupan seperti etika, budaya, adat istiadat dan cara bertahan hidup. Kemudian diimbangi ilmu akademik ata teori untuk diaplikasikan. (eri)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img