MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Semangat santri menorehkan sejarah. Yayasan Pendidikan (YP) Almaarif Singosari resmi meraih Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui kegiatan Jalan Sehat 1001 Terompah yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Rabu (22/10).
Rekor MURI pertama bagi yayasan yang berusia lebih satu abad ini menjadi bukti bahwa santri tak hanya berperan dalam menjaga tradisi dan nilai keagamaan, tetapi juga mampu menorehkan prestasi di tingkat dunia dengan cara yang kreatif dan inspiratif.
Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Tumapel, Singosari tersebut diikuti oleh sembilan unit sekolah dan madrasah YP Almaarif Singosari, Lembaga Nahdlatul Ulama’ (NU) Singosari, serta masyarakat umum.

Ketua YP Almaarif Singosari, KH. Anas Noor, S.H., M.H dalam sambutanya menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh santri yang antusias ikut bersama menjadi saksi sejarah di Singosari.
Baginya, rekor ini bukan sekadar angka, tetapi simbol semangat, kebersamaan, dan kreativitas santri dalam menjaga warisan budaya sekaligus melangkah menuju peradaban dunia.
“Alhamdulillah ini sangat luar biasa. Peserta melebihi target. Sekitar empat ribu peserta yang ikut. Kami sudah menyiapkan tiga ribu Terompah dan habis,” Ujar Gus Anas.

Gus Anas juga menjelaskan, seharusnya Singosari sudah mendapatkan Rekor MURI yang bisa dinilai dari beberapa latar belakangnya, seperti sejarah dan predikat sebagai Kota Santri. Dari semangat itu, seluruh pihak bekerja keras dengan semangat dan mampu meraih Rekor MURI ini.
Gus Anas berharap, tahun depan peringatan HSN 2026 tingkat Kabupaten Malang bisa dipusatkan di Singosari. Menurutnya, Singosari memiliki jejak sejarah yang mendunia seperti Tokoh pendiri Nahdlatul Ulama’ (NU), Tokoh Kemerdekaan dan sejarah lainnya.
“Kami akan usulkan ke Bupati Malang terkait ini. Kami ingin Singosari menjadi salah satu destinasi wisata religi. Sehingga roda perekonomian di Singosari bisa berjalan dan mengangkat UMKM sekitar,” tegas Gus Anas.

Apresiasi capaian ini juga disampaikan oleh Manajer Senior MURI, Triyono. Ia menyampaikan, para santri di Singosari telah menjadi contoh menjaga tradisi Terompah hingga saat ini.
Menurutnya, kegiatan ini juga memiliki nilai sosial dan ekonomi yang sangat tinggi, karena Terompah hasil dari pengrajin di Singosari.
“Pada hari ini kami tidak bisa memberikan kegiatan ini sebagai kategori rekor Indonesia, namu MURI mencatat kegiatan ini sebagai Rekor Dunia,” ungkap Triyono yang disambut haru oleh seluruh peserta.
Sementara itu, Ketua Panitia Jalan Sehat 1001 Terompah, Taufiq Saguanto, merasa bersyukur dengan raihan ini. Ia berharap, tahun depan, Jalan Sehat Terompah ini bisa menjadi event tahunan dan menjadi destinasi wisata di Singosari.
“Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak. Semoga tahun depan lebih meriah lagi dan semakin banyak prestasi dan penghargaan,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan Lomba Melukis Terompah dan Mewarnai serta Doorprize menarik. (hud/adv/lim).