MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (Unisma) kembali meluluskan calon-calon pendidik yang andal, unggul dan profesional. Kamis (12/6) hari ini, sebanyak 41 lulusan akan dikukuhkan dalam acara Yudisium Tahun Akademik 2024-2025.
Mereka adalah lulusan dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Prodi Pendidikan Matematika dan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
Dekan FKIP Unisma Dr. Hamiddin, S.Pd., M.Pd dengan bangga menyampaikan bahwa para lulusan adalah orang-orang yang siap untuk mengabdi kepada agama, bangsa dan negara. Siap kompetensinya. Siap keterampilan dan karakternya. “Lulusan FKIP Unisma mampu bersaing. Mereka telah dibekali ilmu dan keterampilan sehingga kompeten sesuai program studi masing-masing,” katanya kepada Malang Posco Media.
Hamiddin menegaskan, karakteristik lulusan juga ditandai dengan nilai-nilai keunismaan dan keaswajaan yang kuat. Mereka adalah pribadi yang berkarakter. Tercermin dari cara mereka berpikir dan bersikap. “Maka kami yakin lulusan FKIP Unisma akan menjadi pioneer di tengah masyarakat, minimal di tempat mereka bekerja nanti,” ujarnya.
Menurutnya, karakter tidak hanya dinilai dari sikap. Tetapi juga mental untuk memegang komitmen yang kuat. Istiqomah dengan keputusannya. Sehingga mampu memberi dampak positif pada lembaga tempat mengajar.
“Komitmen itu diwujudkan dengan keteguhan hati untuk mengabdi di lembaga tempat lulusan mengajar. Belajar bersabar, tangguh, optimis, tidak mudah goyah sehingga mempengaruhi komitmennya,” tuturnya.

Dia menjelaskan, komitmen seorang guru atau pendidik sangat penting bagi lembaga. Dengan komitmen itu guru akan membangun lembaga pendidikan yang kokoh. Berkembang dan berdampak positif. Sebaliknya, tanpa komitmen sebuah lembaga tidak akan maju, bahkan akan mengorbankan peserta didik.
“Jadilah guru yang profesional, kompeten dan bertanggung jawab. Serta jadilah guru teladan yang selalu dirindukan kehadirannya oleh siswa di kelas,” tandasnya.
Sementara itu, Lulusan Terbaik Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Livaini Putri Meydika, S.Pd menyampaikan kiat suksesnya selama menjadi mahasiswa. “Kuncinya harus tekun dan terus mencoba. Serta terus belajar yang masih belum diketahui. Last but not least,” katanya.
Peraih IPK 3,92 ini membagikan pengalaman terbaiknya selama menjadi mahasiswa. Gadis asli Malang ini pernah menjadi bagian dari divisi Academic Affair – ESA (English Student Association) Unisma. “Saya belajar banyak hal, terutama soal leadership, team management, dan komunikasi. Skill tersebut berguna sekali buat nanti di dunia kerja,” ujarnya.
Liva merasa bersyukur menjadi lulusan FKIP Unisma. Menurutnya, FKIP memfasilitasi mahasiswa untuk contribute di kegiatan MBKM. “Dua kegiatan yang ngasi impact dan pengalaman besar ke diri saya adalah pernah mengikuti Kampus Mengajar Perintis dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Fakultas sangat supportif dengan kegiatan-kegiatan tersebut,” tuturnya.
Sania Putri Cahyaningrum, S.Pd lulusan terbaik dari Prodi PBSI menilai FKIP Unisma sebagai lembaga pendidikan yang serius dan konsisten dalam menyiapkan calon-calon pendidik yang profesional dan berintegritas. Para dosen tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga sangat terbuka, ramah, dan komunikatif. “Mereka mampu membimbing mahasiswa dengan pendekatan yang humanis, tetapi tetap menjaga kualitas dan kedisiplinan akademik,” ujarnya.
Peraih IPK 4.00 ini juga menyampaikan kiatnya meraih sukses selama menjadi mahasiswa. Dia selalu berusaha untuk disiplin dalam menjalani proses perkuliahan. Salah satu yang diterapkannya adalah menyelesaikan setiap tugas sebaik mungkin dan tepat waktu. “Saya berusaha untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, karena saya percaya bahwa kedisiplinan kecil dalam hal seperti itu bisa berdampak besar dalam jangka panjang,” kata mahasiswa asal Kediri ini.
Lulusan Terbaik Prodi Pendidikan Matematika, Nurwidia Ningsih, S.Pd juga mendapat pengalaman membanggakan saat menjadi mahasiswa FKIP Unisma. Dia berkesempatan untuk mengikuti Program PPL/KKN luar negeri yakni ke Thailand. Selama 28 hari dia mengajar di sekolah Thailand. “Itu pengalaman yang paling berkesan bagi saya. Menambah ilmu dan wawasan internasional,” ujar mahasiswa asal Kalimantan Tengah ini.
Menurutnya tantangan terbesar bagi seorang pendidik adalah bisa mengikuti setiap hal baru alias mampu beradaptasi dan mampu mengikuti setiap perkembangan. “Yang utama adalah perkembangan teknologi, metode pembelajaran, strategi pembelajaran di dunia Pendidikan,” ucap peraih IPK 3,86 ini. (imm/adv/lim)