Kejutan Ahmad Albar dan Ian Antono
MALANG POSCO MEDIA- Jazz Gunung Bromo 2022 pecah! Jamaah Al Jazziyah pun riuh. Nyanyi bareng saat Blue Fire Project feat Ahmad Albar dan Ian Antono membawakan lima lagu hits Godbless, Jumat (22/7) tadi malam.
Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo di Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo saksinya. Tak peduli dinginnya Gunung Bromo. Semuanya larut.
Ian Antono masuk langsung membawakan Sandiwara, lagunya God Bless. Ahmad Albar memulai penampilan. Ia muncul dari belakang penonton.
Penonton langsung mengalihkan perhatiannya ke Ahmad Albar. Sentuhan musik jazz etnik Banyuwangi langsung terasa. Pukulan dari rebana terasa kuat. Lagu-lagu khas God Bless yang kuat dengan distorsi keras gitar Ian Antono pun hilang. Namun tidak meninggalkan aroma lagu dari God Bless.
“Ini pengalaman yang luar biasa dari kami. Karena berkolaborasi dengan Blue Fire Project merupakan sesuatu yang baru. Serta membawakan lagu kami dengan aransemen musik etnik Banyuwangi,” ujar Ahmad Albar usai membawakan lagu Kehidupan.
Kejutan pun datang. Ahmad Albar dan Ian Antono menampilkan lagu yang tak pernah dibawakan God Bless ketika konser. Lagu tersebut adalah Zakia. Lagu yang pernah dipopulerkan Rhoma Irama. “Ini lagu permintaan banyak orang. Jarang kami bawakan lagu Zakia saat God Bless tampil. Tapi ini spesial untuk penonton Jazz Gunung Bromo. Kami takut kami tidak sanggup. Tapi untuk kalian kami akan sanggup,” ucap Iyek, sapaan akrab Ahmad Albar.
Lagu dengan nuansa Melayu dan Arab pun langsung menyihir penonton berjoget. Ditambah tiupan flute dari Eugene Bounty membuat aroma jazz begitu terasa. Penampilan mereka ditutup dengan lagu Rumah Kita. Jamaah Al Jazziyah langsung berdiri bernyanyi bersama Ahmad Albar.
Sebelumnya diawal konser, Blue Fire Project membuka penampilannya dengan lagu instrumental progresif jazz yang mencampurkan unsur angklung Banyuwangi. Bintang Indrianto, leader dari Blue Fire Project mengatakan lagu tersebut untuk almarhum Djaduk Ferianto.
“Saya pun merasa sedih ketika kehilangan seorang Djaduk Ferianto. Lagu tadi saya persembahkan untuk beliau dan pendukung Jazz Gunung Bromo bisa berjalan selama 14 tahun,” ucap Bintang.
Selain Blue Fire Project feat Ian Antono dan Ahmad Albar, penampilan Pusakata juga menyihir ratusan penikmat jazz yang hadir di Jazz Gunung Bromo 2022. Penyanyi pemilik nama asli Muhammad Istiqomah Djamad ini membawakan delapan lagu. Penampilannya di buka dengan permainan suling dari Pusakata. Penampilan tersebut merupakan spesial, sebab baru pertama Pusakata tampil memainkan suling secara live. Dibuka dengan lagu baru, Nama Mu Ku Eja Pelan-Pelan, di tengah-tengah terdapat lirik dengan bahasa Makassar.
Beberapa kali Is, menggosokkan tangannya karena kedinginan. “Wih dingin banget. Maaf ya kalau nanti saya nyanyi agak fals. Dingin banget. Saya nggak cocok ini main di luar negeri saat musim salju,” kelakar Is.
Selain membawakan lagu dari album barunya, Mesin Waktu 2020 dan Dua Buku, Pusakata juga membawa lagu hits dari band yang pernah diperkuatnya, Payung Teduh. Seperti Menuju Senja, Untuk Mu Perempuan Dalam Pelukan Dan Akad. Namun Is membawakan dengan versi Pusakata di balut dengan Flute yang kuat, yang membuat aroma jazz lebih kuat.
“Ini ya tantangan main di Jazz Gunung. Dingin,” ujar Is sembari menggosokkan tangannya.
Sementara itu, Pendiri Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono mengucapkan banyak terimakasih kepada penonton, Jamaah Al Jazziyah yang sudah hadir dalam perhelatan Jazz Gunung Bromo 2022. Hal tersbeut membuktikan bahwa perekonomian sudah mulai membaik, meski masih di masa Pandemi. (fir/van)