.
Friday, December 13, 2024

HARRIK YADAK

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Pelatih Arema FC Eduardo Almeida menegaskan  kunci juara di turnamen Piala Presiden 2022 adalah ‘work’ alias kerja. Sepanjang turnamen, timnya tak berhenti bekerja untuk mewujudkan final dan trofi.

“Satu (kata) kunci  kemenangan kami adalah work,” tegas Almeida usai menahbiskan Arema FC sebagai Raja Piala Presiden untuk kali ketiganya di Stadion Segiri Samarinda, Minggu (17/7) malam.

Di awal kompetisi Arema FC nyaris tersingkir, tapi mental Singo Edan membuktikan tim kebanggaan Aremania ini mampu lolos setelah menjadi juara grup. Selepas itu Arema terus moncer hingga final menghadapi Borneo FC. Di Stadion Kanjuruhan, Kamis (14/7) Arema FC bekerja keras memenangkan pertandingan.

Sempat disindir pelatih Borneo FC, Arema FC tidak bermain layaknya pemain bola karena memainkan strategi parkir bis. Namun publik di Malang, termasuk penonton TV tahu, Alfarizi dkk ngotot untuk menang. Bahkan Almeida sempat balas menyindir Milomir Seslija, kalau perlu Arema FC akan parkir pesawat untuk memenangkan pertandingan.

Tapi saat meladeni Borneo FC di kandang lawan, Arema FC menunjukkan tim yang tipikal kerja keras. Sepanjang pertandingan berusaha meladeni serangan dan gempuran Pato dkk. Mau disebut parkir bus, parkir pesawat atau parkir kapal pesiar pun, semua adalah strategi yang memang sudah dipersiapkan pelatih Almeida.

Tapi jawaban yang sangat pas, ya jawaban Almeida. Bahwa kemenangan Arema FC karena semua tim mau kerja. Inilah yang disebut Almeida sebagai kunci kemenangan. Sebagus apapun strategi yang diterapkan, kalau pemainnya tidak mau kerja, bisa dipastikan Arema bisa kebobolan.

Apalagi serangan bertubi-tubi Borneo FC di depan pendukungnya sendiri harus diakui sangat membahayakan gawang yang dijaga Adilson Maringa. Tapi karena semua pemain mau kerja, mau mengawal dengan ketat, mau mengejar bola, mau meladeni permainan ngotot Borneo FC, maka Arema FC lah yang pada akhirnya keluar sebagai juaranya.

Adilson Maringa juga tampil trengginas dan mati-matian mengamankan gawangnya dari gempuran Stefano Lilipali yang pantang menyerah berusaha keras membuat gol. Meski kepemimpinan wasit sempat mengundang kecewa dan kecaman banyak pihak karena dinilai sangat membela tim ruan rumah, juaranya tetap Arema FC.

Apa yang disuguhkan Arema FC di lapangan hijau malam itu adalah potret yang bisa diadopsi di berbagai bidang pekerjaan. Menyebut kata Kerja, kita jadi teringat slogan: Kerja, Kerja, Kerja yang dipopulerkan Dahlan Iskan saat menjabat Dirut PLN dan Bos Jawa Pos waktu itu.

Begawan Media itu benar benar menyebarkan virus kerja yang gila. Tidak ada kesulitan yang dihadapi perusahaan kecil maupun besar, asal karyawannya mau kerja keras. Bosnya juga mau lebih kerja keras. Bahkan Dahlan menyebut kalau ada media yang pada akhirnya mati, itu bukan karena tidak ada yang beli koran atau pembacanya, tapi kesalahan pengelola medianya sendiri.

Sejak tahun 2009 itu, istilah Kerja, Kerja, Kerja jadi sesuatu yang provokatif dan agresif. Siapa pun kemudian menyebut kata Kerja, Kerja, Kerja untuk menghadapi kesulitan apapun dalam perusahaan. Mau rapor merah, atau pun biru, kuncinya tetap Kerja, Kerja, Kerja. Semangat itu begitu menggelora di seluruh anak perusahaan Jawa Pos Group waktu itu.

Bahkan semangat kerja menyala-nyala itu juga menyebar ke seantero Indonesia. Apalagi sosok Dahlan Iskan dikenal sebagai sosok yang bersih dan berani melakukan terobosan birokrasi yang dirasa rumit dan nyerimpeti. Dahlan hadir sebagai sosok yang dikagumi dengan kinerja yang luar biasa dan semangat Kerja, Kerja, Kerja.

Dahlan Iskan bukan Eduardo Almeida. Tapi Dahlan dan Almeida pada akhirnya punya kesamaan. Dahlan sukses membuat Jawa Pos Group menjadi besar karena semangat Kerja, Kerja, Kerja. Almeida sukses membawa Arema FC menjadi Juara Piala Presiden 2022 juga karena timnya mau Kerja, Kerja, dan Kerja.

Maka, meminjam istilah Dahlan Iskan juga, di zaman medsos ini, tidak ada alasan untuk tidak sukses. Kunci sukses bukan pada fasilitas yang mewah, lengkap dan megah. Bukan pada besarnya jumlah karyawan dan gaji yang melangit. Bukan pula pada budaya perusahaan yang toxic. 

Tapi kunci sukses adalah siapa saja yang mau kerja.  Yang mau meninggalkan kursi jabatannya yang empuk untuk terjun ke lapangan mencari peluang dan tantangan. Yang punya terobosan terobosan praktis dan pragmatis tanpa mengorbankan harga diri dan jati diri. Dan yang pasti mau beribadah dan tak meninggalkan Tuhannya.

Sudah bukan zamannya ada bos di era digital ini, yang hanya duduk di kursi empuk yang kerjanya sehari-hari hanya melihat youtube di komputer dengan ekspresi galau yang tak jelas. Sudah tidak eranya lagi meluapkan emosi yang meledak-ledak kalau kemudian tidak memberi keteladanan kerja di lapangan yang membuat semua karyawannya nyaman.

Era sekarang adalah Era Kolaborasi dan Sinergi. Sebesar apapun perusahaan, bila masih tetap arogan dan meremehkan kompetitornya, maka tunggu saja saat kehancurannya. Sebab era sekarang sudah tidak ada lagi kompetitor. Era sekarang bukan kompetisi, tapi sinergi. Bukan lawan tapi mitra. Sebab kita hidup di zaman yang serba disrupsi.

Disrupsi yang serba tidak menentu ini harus dihadapi dengan semangat kolaborasi, sinergi dan kerja keras. Karena tanpa kerja keras, jangankan yang kecil, yang besar pun bisa amblas, yang kecil bisa tergilas. Harapan selalu ada di depan, peluang harus diciptakan tanpa menunggu, karena di masa depan, eranya orang dilayani. Eranya orang dimanja, semua ada, berapa pun harganya, dibayar tanpa menawar.

Allah SWT pun mewahyukan dalam Hadits Qudsi yang berbunyi: ‘Harrik Yadak Anjil alaika Arrizka.’  Artinya Gerakkan tanganmu, Aku akan menurunkan rezeki. Makna gerakkan tanganmu ini adalah perintah untuk berusaha, bekerja keras dalam segal hal. Siapa pun, bila mau menggerakkan kedua tangannya untuk bekerja, maka pasti Allah akan menurunkan rezeki dan kesuksesan.

Dari wahyu Allah ini jelas, perintahnya adalah gerakkan tangan, goyangkan tangan. Bukan gerakkan lidah, apalagi goyangkan lidah. Kalau mau mendapat rezeki, termasuk kesuksesan maka kuncinya adalah Harrik Yadak. Kerja, Kerja, Kerja. Arema FC dengan semangat Jiwa Jawara bisa menjadi juara Liga 1 bila mau Kerja, Kerja, Kerja. Perusahaan dan karyawan akan sukses juga kalau mau Harrik Yadak. Kerja, Kerja, Kerja.(*).  

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img