MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ratusan Industri Kecil Menengah (IKM) antusias mengikuti Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru IKM yang digelar oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia di Hotel Atria, Senin (21/3). Sekitar 200 IKM dari berbagai jenis usaha itu diasah kemampuannya dan diberikan pemahaman yang luas terhadap dunia usaha.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian, Dini Hanggandari mengatakan, bimtek itu juga bertujuan agar para IKM bisa memahami dan mendapatkan berbagai layanan yang ada, salah satunya adalah NIB (Nomor Induk Berusaha).
“Kita berusaha membuat wirausaha-wirausaha baru yang tentunya kita harapkan SDMnya dan skill bisa membuat menumbuhkan ekonomi sekitar. Kita memberikan skill lah pada mereka, tentunya diharapkan mempunyai NIB sebagai legalitas dari IKM tersebut,” ujar Dini kepada awak media, usai membuka Bimtek.
Di Kemenperin sendiri, lanjut Dini, selain bimtek seperti ini, juga ada beberapa program untuk menunjang IKM. Misalnya seperti database e-Smart IKM yang mampu menghubungkan para IKM bahkan hingga program restrukturisasi. Yakni penggantian biaya peralatan bagi IKM
“Misalnya IKM membeli mesin peralatan, itu bisa diganti, kalau membeli peralatan mesin dalam negeri bisa diganti 40 persen dari harga maksimum Rp 500 juta. Mesin impor diberi penggantian 25 persen,” ungkap Dini.
“Dan tentunya kita juga punya program selanjutnya. Tergantung bapak ibu, apakah langsung setop selesai, atau mau berkreasi, berinovasi, berusaha menerapkan ilmu dari bimtek,” sambungnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI, H. Ali Ahmad mengatakan Bimtek tersebut merupakan hasil sinergitas antara DPR RI bersama dengan Kemenperin. Ini dilakukan karena pemerintah juga sedang getol pada peningkatan IKM yang berkualitas. Dengan adanya bimtek, ia berharap selanjutnya ada tindak lanjut dan pendampingan.
“Setelah dibuka dan difasilitasi maka pemda harus proaktif untuk menindaklanjuti. Kalau IKM di daerah itu kuat maka ekonominya akan jadi kuat. Kalau dibiarkan begitu saja ya sulit. Target kita sebagai anggota ingin mempunyai satu binaan IKM di daerah sampai IKM itu naik kelas,” tegas Gus Ali, sapaannya.
Hal itu bukan suatu yang tidak mungkin. Pasalnya saat ini diketahui juga sudah banyak kemudahan, khususnya dalam hal permodalan. Ia mencontohkan, di salah satu bank terdapat layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nilai kredit yang memadai untuk IKM. Yakni mulai Rp 50 juta hingga Rp 500 juta.
Maka dari itu, Gus Ali justru lebih berharap banyak IKM yang tergerak dan sadar untuk terus meningkatkan kualitas IKMnya. Tentunya juga didukung oleh pemerintah daerah.
“Yang harus dimotivasi bagaimana dia terus bergerak, tiap ada pelatihan akan sendirinya tergugah. Kadang sudah bisa batik, susahnya di marketplace. Dari pemda juga harus ada etalase untuk membranding hasil IKM yang ada di Malang Raya,” tuturnya. (ian/jon)